Suka menggendong buah hati? Lalu, apakah anti pada stoller? Oh, tentu saja tidak.
Saya memang lebih suka menggendong Cinta, tapi bukan berarti saya anti pada stoller. Kebetulan, saya sudah mendapatkan lungsuran stoller milik kakak. Karena itu, stoller tidak masuk dalam daftar wish list. Pernah digunakan? Pernah dong. Tapi waktu Cinta masih bayi banget. Dulu saya gunakan saat Cinta bercengkrama dengan om Matahari (baca: dijemur). Stoller memang hanya biasa saya gunakan saat berada di rumah. Pernah sih, saya bawa ketika mengajak Cinta jalan pagi. Itu juga sampai usia Cinta kurang dari 4 bulan. Setelah bisa tengkurap, Cinta lebih memilih berguling-guling ria. Akhirnya Stollerpun mangkrak.
Beberapa waktu lalu, saya kembali mencoba mendudukan Cinta di stoller. Wah, bahagianya saya dia bisa duduk tenang. Kakinya bergoyang-goyang kesenangan saat saya mendorong stoller (padahal cuma di dalam rumah š). Begitu berhenti didorong, eh dia malah berdiri. Saya ajak keluar rumah, eh ternyata sama saja. Jadi, saya putuskan kembali mengistirahatkan stoller.
Saya memang tidak pernah membawa stoller untuk jalan-jalan. Karena tujuan jalan-jalan selama Cinta lahir adalah belanja bulanan. Selain itu, minim sekali jalan-jalan ngebakar kalori š .
Suami, sebenarnya cukup “penasaran” mendorong stoller untuk jalan-jalan. Tapi, ia sendiri pula yang mempertimbangkan banyak hal. Salah satunya saat liburan ke Jogja, kami selalu naik angkutan umum. Bisa dibayangkan bagaimana repotnya kan š¶.
Jadi alasan tidak menggunakan stoller sejauh ini karena memang belum membutuhkan. Entah nanti, ketika Cinta sudah memiliki adik. Mungkin sambil menggendong newborn, saya akan mendorong stoller Cinta. *eh*