Liburan Tenang Bersama Keluarga di Deboekit Riverside Resort Balikpapan Timur

Tentang keluarga, perjalanan kecil, dan cerita yang tumbuh pelan-pelan

Menemukan Ruang Bersantai Tanpa Harus Keluar Kota

Kadang aku merasa, yang paling kami butuhkan sebagai keluarga bukan liburan jauh atau itinerary yang padat, tapi waktu untuk benar-benar berhenti sejenak. Duduk tanpa terburu-buru, mengobrol tanpa melihat jam, dan tidur tanpa alarm. Di tengah rutinitas harian, momen seperti itu terasa mewah.

Kami punya kebiasaan kecil saat harus ada tempat untuk (mancing) menenangkan pikiran, suasananya tidak terlalu ramai, dan setiap anggota keluarga bisa menikmati hobinya masing-masing. Ada yang bahagia cukup dengan memancing, ada yang senang berenang, ada juga yang hanya ingin rebahan sambil menikmati pemandangan. Sederhana, tapi itu yang kami cari.

Biasanya, untuk mendapatkan suasana seperti itu, kami memilih pergi sedikit lebih jauh ke luar Kota Balikpapan. Rasanya lebih “dapet” saja tenangnya. Apalagi aku yang sangat menikmati perjalanan darat. Tapi kali ini berbeda. Aku justru menemukan tempat yang mampu menghadirkan rasa liburan tanpa harus pergi jauh dari rumah. Liburan di Balikapan kali ini terasa beda.

Deboekit Riverside Resort di Balikpapan Timur memberi kejutan kecil buatku. Dari suasananya yang tenang, aliran Sungai Manggar yang mengalir pelan, sampai konsep wisatanya yang terasa ramah untuk keluarga. Tempat ini mengajarkan aku satu hal: ternyata, untuk merasa rehat, kita tidak selalu harus pergi jauh. Kadang, yang kita butuhkan hanya tempat yang tepat. Tempat yang tenang, tidak terlalu ramai, dan bisa mengakomodasi hobi masing-masing anggota keluarga.

Deboekit Riverside, resort di Balikpapan
Lanjutkan membaca “Liburan Tenang Bersama Keluarga di Deboekit Riverside Resort Balikpapan Timur”

Tanjakan Patah Hati – C.Samudera , Jika Saja Pagi Bertahan

Tentang cinta, takdir, dan waktu yang tak pernah benar-benar adil

Sebagai tim happy ending garis keras, aku sungguh kesal dengan akhir ceritanya. Bukan semata karena kisah ini tidak berakhir bahagia—tapi karena rasanya… MASIH BISA DILANJUTIN WOY! Serius. Tanganku gatal ingin nyeret penulisnya sambil bilang, “Ini belum selesaiii!”

Pagi Ayub Bahtera jatuh cinta pada seorang gadis bernama Chalanthee. Usia mereka terpaut tiga tahun—Pagi lebih muda. Bagi banyak orang, jarak itu saja sudah cukup untuk meragukan. Ditambah lagi, keduanya hidup dalam ikatan adat istiadat yang begitu kental, yang membuat hubungan ini terasa mustahil sejak awal. Seolah semesta sendiri berkata: jangan.

Tapi sebagai pembaca yang sudah terlanjur sayang, aku cuma bisa bilang: aku mau maksa. T_T

Lanjutkan membaca “Tanjakan Patah Hati – C.Samudera , Jika Saja Pagi Bertahan”

Saat Luka Bicara, Hati Belajar Sembuh

Kadang muncul pikiran yang sunyi: jika seseorang pergi selamanya, apakah ada yang benar-benar merasa kehilangan? Apakah ada yang menyesali hal-hal yang tak pernah terucap?

Menyembuhkan luka bukanlah proses yang cepat. Sebanyak apa pun cinta yang diberikan, trauma tidak serta-merta hilang. Ia membutuhkan waktu—dan kesabaran untuk merawatnya.

Sering muncul pertanyaan… apakah cinta itu masih ada? Apakah ketulusan itu nyata? Atau jangan-jangan semua hanya karena rasa takut kehilangan?

Lanjutkan membaca “Saat Luka Bicara, Hati Belajar Sembuh”

Satu Pertanyaan tentang OSIS, Seribu Kenangan yang Muncul

“Ada kalanya, momen paling sederhana justru menjadi pintu untuk cerita yang tak pernah kita duga.”

Terkadang, satu pertanyaan sederhana dari anak-anak bisa membuka pintu kenangan yang sudah lama tertutup rapat. Begitu pula pagi itu, saat Cinta dengan polosnya bertanya soal OSIS—pertanyaan kecil yang tiba-tiba menyeretku kembali ke masa sekolah, ke perpustakaan pengap tempat aku bersembunyi, dan ke mading-mading penuh cerita yang dulu kususun bersama sahabat-sahabatku.

Lanjutkan membaca “Satu Pertanyaan tentang OSIS, Seribu Kenangan yang Muncul”

Untuk Dirimu yang Sedang Tidak Baik-Baik Saja

“Kalau hidup terasa tidak adil, tidak apa-apa. Peluk dirimu sepenuh hati”

Ada hari-hari ketika kamu berusaha tersenyum, padahal di dalam dirimu ada sesuatu yang sulit dijelaskan.

Ada rasa yang saling bertabrakan: kamu mencintai seseorang, tapi di saat yang sama kamu pun terluka olehnya.

Kamu tidak ingin pergi, namun bertemu dengannya kadang terasa begitu melelahkan.

Lanjutkan membaca “Untuk Dirimu yang Sedang Tidak Baik-Baik Saja”

Bukan Menunda, Tapi Menyiapkan Diri

Kadang yang kelihatan menunda, sebenarnya cuma lagi nyiapin diri. Tentang perempuan, pilihan, dan waktu yang nggak harus sama — karena setiap orang punya jalannya sendiri untuk bahagia. 🌷

“Bu, lihat deh. Ini anak Balikpapan yang pernah Riska ceritain. Keren banget, sekarang dia tinggal di Jepang,” kataku sambil menunjukkan akun Instagram seorang model.

“Hebat ya. Sudah nikah?” tanya ibuku.

“Hmm, gak tahu. Tapi kalau dilihat dari postingan Instagram-nya sih belum,” jawabku.

“Kenapa ya, perempuan-perempuan sekarang lebih banyak yang menunda menikah?” tanya ibuku lagi.

Lanjutkan membaca “Bukan Menunda, Tapi Menyiapkan Diri”

Kesal Karena Kata-Kata

“Mah, tadi ketemu sama mamanya A?” tanya Cinta sepulang les Bahasa Inggris. 

“Iya,” jawabku singkat. 

“Terus ngobrol gak?” tanya Cinta lagi. 

“Gak sih. Kan lagi ngeliatin adik dan teman-temannya tampil, jadi nggak bisa ngobrol. Kenapa memangnya?” aku mulai penasaran, kenapa Cinta bertanya soal mamanya A. 

Lanjutkan membaca “Kesal Karena Kata-Kata”

Kenapa?

Mengapa Anda membuat blog?

Blog salah satu tempat di mana kau bebas berkeluh kesah. Mau ditampilkan, boleh! Berujung di draft juga tidak masalah sama sekali. Aku pertama kali mengenal blog saat berkuliah di semester 2. Saat itu, beberapa bloger aktif mengadakan pertemuan di kampus. Aku salah satu anak gabut yang tertarik mengikutinya.

Sambil ikutan nongkron, aku mulai nyaman dengan menulis. Aku merasa saat itu seperti seorang penulis lepas yang akan menghabiskan waktuku di depan layar laptop.

Lanjutkan membaca “Kenapa?”

Mulai Harimu dengan Bahagia

Apa saja strategi yang Anda gunakan untuk membuat keseharian Anda makin nyaman?

Apa saja strategi yang Anda gunakan untuk membuat keseharian Anda makin nyaman?

Membayangkan kegiatan ibu rumah tangga seharian, 24 jam tampaknya tidak akan cukup. Karena akan ada banyak kegiatan yang harus dilakukan. Yes, perempuan saat menjadi ibu, mau bekerja di rumah atau di luar rumah daftar tugasnya pasti akan banyak. Meski suami ikut andil dalam pengasuhan, tapi biasanya otak para ibu tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. 

Lanjutkan membaca “Mulai Harimu dengan Bahagia”

Timun Jelita – Raditya Dika, Lucu dan Haru Menjadi Satu

Timun Jelita, salah satu karya Raditya Dika yang kubeli karena tidak sengaja lewat Gramedia di Plaza Balikpapan. 

Keseringan membaca buku lewat e-reader membuatku tidak terlalu mengikuti perkembangan buku-buku baru. Pokoknya cuma mau baca yang gak berat. Titik nggak pakai koma. Alhamdulillah saat melewati Gramedia, mataku secara otomatis masih melirik ke etalase buku-buku baru. Ada beberapa buku yang menarik perhatianku. Salah satunya buku yang berjudul Timun Jelita ini. 

Lanjutkan membaca “Timun Jelita – Raditya Dika, Lucu dan Haru Menjadi Satu”