“Kelurga yang bahagia, berawal dari ibu yang bahagia,”
Maka jadi PR besar bagi ibu-ibu di seluruh dunia, agar tetap bahagia dan waras. Jadi seluruh keluarga akan merasakan aura kebahagiannya.
Menjadi ibu rumah tangga, bukan berarti lepas dari stress. Stress yang dihadapi bisa saja ringan, tapi kalau dibiarkan menumpuk, akan menjadi gundukan besar. Dibiarkan lagi, bisa jadi gunung yang akan meletus.
Belum lama ini, viral sebuah video dari seorang istri yang mengeluhkan dia sedih tidak diajak jalan-jalan suaminya. Padahal dia sudah berdandan cantik. Setiap hari, berkutat dengan dapur dan anak-anak. Lucu memang. Tapi itu memang kenyataan yang banyak terjadi. Tak sedikit orang (suami) yang menganggap itu berlebihan atau dibuat-buat.
Supaya tidak melakukan hal yang sama 😂😂, saya pun selalu mencari saluran emosi agar bisa tetap waras.
Minum air dingin, membaca buku, mencuci clodi, mulai kurang memuaskan saya. Jadi saya mulai mencari lagi saluran emosi yang bisa saya lakukan tanpa meninggalkan Cinta. Duh, menyalurkan emosi saja tetap ingat anak ya 🤣. Jadi, saya putuskan menyalurkan emosi dengan berjalan kaki. Sekalian olahraga dan cari jajan sih.

Ternyata selain bisa mengamati lingkungan, menyukuri anugrah Allah SWT, saya juga bisa mengurangi nyinyir dalam hati. Bagaimana tidak saat berjalan-jalan, selalu ada percakapan orang lain yang ikut terdengar. Saya jadi lebih menyadari, untuk menjaga perkataan. Bonding dengan Cinta juga makin terasa, karena kami bisa sambil ngobrol.

Kok jalan-jalannya sambil gendong? Bukannya Cinta sudah bisa jalan? Awalnya saya berjalan dengan Cinta tanpa gendongan. Tapi sipa sangka, kalau setiap melewati warung Cinta minta mampir. Bakat jajan mamak diturunin ke Cinta. Jadi, jalan-jalan berikutnya sengaja Cinta di gendong. Kecuali di Lapangan merdeka, setelah jalan-jalan, Cinta akan diturunkan di rumput, agar bisa bermain.