Puasa Ibu Menyusui

Di hari ke 16 Ramadan, siapa yang masih kuat puasanya? Duh, berasa zaman SD ya, ditanya kuat atau gak šŸ˜‚. Tapi sebagai ibu menyusui, embun di botol air memang menggoda. Apalagi pas jam nyuapin anak kecil, mesti sadar diri gk nyuapin makanan ke mulut sendiri. Ini karena faktor kebiasaan. Yups, saya emang punya kebiasaan icip-icip makanan bayi sampe habis.

Apa perbedaan puasa tahun ini dengan tahun lalu?

 

Puasa Pertama Sebagai Ibu Menyusui

Boleh dibilang cukup berat. Tapi gak seberat badan bayi kok, hehe. Menjalani puasa pertama sebagai ibu menyusui tantangannya bukan hanya pada perut yang lapar. Tapi juga tertantang menghadapi mitos dan saran dan ibu-ibu senior (baca: ibu dan kakak). Saat itu, Cinta masih menjalani ASI eksklusif. Jadi, katanyaaaaaa lebih berat cobaannya. Tapi saya tetap optimistis. Yakin saya mampu. *tsaaahh*

Apa aja mitosnya? Misal bayi masuk angin karena ASI ibu gk ada, yang diisap angin. Makanya bagi jadi mencret. ASI ibu seret, bayi jadi gak kenyang. Itu yang saya dengar, dan pasti masih banyak lagi. Ibu menyusui memang diberi keringan dalam menjalankan puasa. Jika ingin berpuasa, maka yakinlah. Yup. YAKIN!. Yakin mampu berpuasa. Biar saat mitos menerpa, ibu tetap kokoh seperti batu karang.

Ajak bayi bekerjasama. Jauh sebelum berpuasa, saya sudah mengatakan ke Cinta bahwa saya akan berpuasa. Alhamdulillah, saya berhasil puasa penuh selama satu bulan. Oh iya, beberapa saran seperti minum susu kurma yang di blend juga saya lakukan. Jika saya lebih percaya diri dalam berpuasa, kenapa harus saya lewatkan.

Puasa Kedua Sebagai Ibu MenyusuiĀ 

Lalu bagaimana tahun ini? Boleh jadi tidak ada yang berubah antara puasa tahun lalu hingga sekarang. Eh ada sih bedanya. Tahun lalu Cinta hanya melihat kami menikmati takjil. Tahun ini, dia ikut mencicipi semua takjil yang tersedia.

Susu kurma yang di blend pun tetap saya konsumsi sampai hari ke 14. Kok berhenti? Soalnya saya kehabisan kurma dan kurma baru belum juga di antar. Kenapa tidak kurma yang lain? Kebetulan sejak hamil saya cocok dengan kurma tersebut. Cocok rasa dan cocok di dompet, haha.

Ketika tidak menkonsumsi susu kurma apa ada perbuahan? Alhamdulillah tidak, hanya saja saya merasa ada yang hilang *tsaah* . Tapi secara ketahanan, tidak ada yang berubah. Semoga, puasa kali ini bisa penuh seperti tahun lalu. Amin.

Oh iya, saya mendapatkanĀ artikel tentang tips menyusui selama bulan puasa dari teman di Grup Gendongan. Artikelnya bersumber dari kulwap yang diselenggarakan oleh IP bandung. Saya salin tempel di sini ya.

Puasa Aman untuk Ibu hamil dan Ibu Menyusui

dr.Cussanti, Konselor Menyusui

Hukum asal puasa di bulan Ramadhan adalah wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah yang sudah baligh, berakal, tidak sedang dalam perjalanan (musafir) atau sakit, dan (khususnya Muslimah) suci dari haid dan nifas.

Para ulama telah bersepakat dalam wajibnya puasa di bulan Ramadhan ini berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih. Ā Kewajiban ini pun juga berlaku untuk wanita hamil dan menyusui yang tidak memilikiĀ udzurĀ untuk meninggalkan puasa.

Bagi wanita hamil atau menyusui yang dalam keadaan sehat, tidak lemah, tidak sakit-sakitan, atau tidak memiliki kekhawatiran terhadap janin / anaknya dan dirinya sendiri, maka ia tetap wajib berpuasa dan bila meninggalkannya berarti ia berdosa.

Secara umum,berdasarkan hasil penelitian tentang kondisi bayi dari ibu yang puasa saat hamil tidaklah berbeda dengan ibu yang tidak puasa (berat badan,tinggi badan,lingkar kepala,APGAR score dll.

Menurut penelitian juga, puasa tidak mempengaruhi nutrisi dan produksi ASI
Yang perlu diperhatikan adalah resiko dehidrasi → harus SANGAT MEMPERHATIKAN ASUPAN CAIRAN.

Agar ibu hamil dan menyusui tetap sehat dan bugar(tidak lemah) selama berpuasa,ikuti tips2 berikut :

  1. Untuk ibu hamil,konsultasikan ke dokter kandungan sebelum puasa dimulai. Selama kesehatan ibu dan janin dinyatakan baik oleh dokter kandungan,tidak dilarang puasa.
  2. Gizi seimbang yaitu setiap menu makan harus dengan komposisi 50% karbohidrat, 30% protein hewani/nabati, 10-20% lemak baik,vitamin&mineral.
  3. Cukupi kebutuhan cairan. Ibu hamil dan menyusui membutuhkan cairan 2,5 L cairan sehari yang harus dipenuhi sejak waktu berbuka sampai dengan akhir sahur
  4. Sahur mendekati waktu subuh (sahur di akhir waktu)
  5. Tetap makan 3 kali sehari yaitu sahur, santapan berbuka dan makan lagi setelah waktu tarawih
  6. Pilih menu yang aman. – Hindari makanan yang terlalu pedas atau asam karena berisiko mengiritasi lambun, baik pada saat sahur maupun buka puasa. – Saat sahur : perbanyak makan sayur & buah agar dapat menahan lapar lebih lama, hindari minum teh atau kopi karena bersifat diuretik (menyebabkan banyak cairan terbuang melalui bak), hindari terlalu banyak makan dan minum manis agar kadar gula darah tidak cepat turun setelah sahur yang menyebabkan rasa lemas dan cepat lapar lagi. – Saat buka : mengawali buka dengan minum/makan manis
  7. stirahat cukup.Ā Jumlah jam tidur tetap 6-8 jam.Usahakan tidur siang selama 1 jam.
  8. Untuk ibu hamil,selalu minum vitamin untuk kehamilan yang diresepkan dokter. Untuk ibu menyusui dapat juga ditambahkan suplemen atau vitamin bila dirasa diperlukan.
  9. Minum susu saat sahur dan buka puasa untuk melengkapi kebutuhan gizi. Tapi hal ini bukan suatu keharusan selama kecukupan gizi seimbang terpenuhi.
  10. Batalkan puasa jika : badan terasa sangat lemas, gemetar,berkunang-kunang,keluar keringat dingin atau diare berat

Materi Kulwap “Puasa bagi Ibu Hamil & Menyusui” oleh Dr. Cussanti, dalam forum Rumah Belajar Sehat Bugar Ibu Profesional Bandung.Ā Jika ingin menyebarluaskan materi, silakan mencantumkan sumber seperti diatas yaa buibu..

Selamat menjalankan ibadah puasaaaa

Tinggalkan komentar