NHW #3 MARTIKULASI IIP BATCH 6 : MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Tidak terasa pembelajaran di Kelas Martikulasi Batch 6 sudah masuk NHW #3. Masih deg-degan? Oh tidak! Sekarang malah bikin perut mules, huehehe. Gak nakut-nakutin kok. Sependek NHW yang saya kerjakan, semuanya menyenangkan. Terus kenapa mules? Saya mules membayangkan reaksi suami pada nhw #3. Materi di NHW #3 adalah “Membangun Peradaban dari Dalam Rumah”. Berikut saya salin tempel tugasnya

NICE HOMEWORK #3

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Bunda, setelah kita belajar tentang “Membangun Peradaban dari Dalam Rumah” maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

Pra Nikah
a. Bagi anda yang sedang memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik, tulislah suara hati anda dengan tema “UNTUKMU CALON IMAMKU”
b. Lihatlah diri anda, tuliskan kekuatan potensi yang ada pada diri anda.
c. Lihatlah orangtua dan keluarga anda. Silakan belajar membaca kehendakNya, mengapa anda dilahirkan di tengah-tengah keluarga anda saat ini dengan bekal/senjata potensi diri anda. Misi rahasia hidup apa yang DIA titipkan ke diri kita. Tulis apa yang anda rasakan selama ini.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda?adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa anda dihadirkan di lingkungan ini?

Nikah
Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.
a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki “alasan kuat” bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Orangtua Tunggal (Single Parent)
Bagi anda yang saat ini sedang mendidik anak-anak anda sendirian tanpa kehadiran pasangan hidup kita
a. Buatlah “Tanda Penghormatan’, dengan satu dua kalimat tentang sisi baik “ayah dari anak-anak kita” sehingga dia layak dipilih Allah menjadi ayah bagi anak kita, meskipun saat ini kita tidak lagi bersamanya.
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak anda, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan dengan tantangan keluarga yang luar biasa seperti ini. Apa misi hidup rahasiaNya sehingga kita diberi ujian tetapi diberikan bekal kekuatan potensi yg kita miliki.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
Setelah menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya “peran spesifik keluarga” anda di muka bumi ini.

Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga kata demi kata di nice homework #3 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Bisa kita lihat, ada 4 poin yang menjadi pembelajaran saya kali ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki “alasan kuat” bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Membuat surat cinta boleh tidak berat-berat amat. Yang berat menurut saya adalah reaksi suami. Membayangkan saja, sudah cukup membuat perut saya mules. Suami tipe yang romantisnya nanggung. Saya bilang I Love You, belum tentu langsung dibalas. Padahal perempuan kan juga butuh kata-kata, bukan cuma bukti. *apa sih*

Maka dengan perjuangan saya menuliskan surat cinta. Saya tulis dengan penuh cinta dan didampingi Cinta yang gelandotin mamaknya.  Surat cintanya bisa di baca di sini. Kalau gk juga gk apa-apa kok. :p

Tulisan tangan saya yang kurang indah, membuat saya khawatir rasa cinta pada surat yang saya buat memudar, maka saya memutuskan mengirimkannya lewat email. Ya, ditengah jam deadline suami. Saya paham benar, di jam deadline dia selalu membuka email-email yang masuk.

Setelah mengirimkan surat cinta kok saya malah ketiduran. Tiba-tiba terbangun saat mendengar pagar rumah dibuka. Begitu saya membukakan pintu untuk suami, suami mesam-mesem dan mengatakan “Cieehhhh, ada yang jatuh cinta lagi, Cieeeehh”

Baik! reaksi suami malah membuat saya yang salah tingkah. Ampun deh!

Tapi yang membuat saya bahagia, suami kemudian mengatakan “I Love You istriku” dan mendaratkan ciuman untuk saya.

Siang harinya, saat mengantar saya untuk rapat bersama pengurus FormASI BAlikpapan, suami tiba-tiba kembali membahas prihal surat cinta. Duh! Saya sempat merasa salah tingkah lagi. Tapi saya salah.

Suami: “Sayang, tau gk kirain email itu isinya tulisannya mbak awen.”

Saya: “Hah! Untung gak langsung forward ke dayat” 

Suami: “Iya, untung dibaca dulu. Tapi gak baca semua, soalnya deadline. Halaman kelarm baru deh buka email lagi. Ternyata sayang bisa juga nulis surat begitu. Makasih ya sayang” 

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Saya baru memiliki satu anak perempuan berusia 20 bulan, Cinta namanya. Meskipun begitu sedikit-sedikit saya bisa melihat potensi yang ia miliki. Jika dilihat dari minat atau bakat, Cinta memiliki potensi di bidang bahasa / verbal / komunikasi, bisa berkomunikasi secara dewasa dan bisa diajak bernegosiasi, dan senang membaca (err, yang terakhir mungkin karena saya biasakan membaca, he-he).

Potensi yang saya lihat dari cinta adalah

  • Adaptability. Mudah menyesuaikan diri. Terlihat cinta dengan mudah beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
  • Belief. Cinta termasuk anak yang teguh akan sesuatu.
  • Communication. Cinta senang sekali diajak berkomunikasi, senang berbicara didepan umum atau mengajak ngobrol orang-orang yang ada di dekatnya.
  • Learner. Cinta mudah menangkap apa yang diajarkan jika disampaikan sesuai dengan gaya belajar dia, senang belajar hal baru.
  • Good Emotional Management. Sangat jarang tantrum dan marah-marah yang tidak jelas, bisa diajak bernegosiasi, dan menyampaikan perasaannya

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Sebenarnya saya cukup kesulitan melihat kekuatan potensi diri. Jika dilihat, saya memiliki potensi yang mirip dengan Cinta, tapi saya gak banci tampil. Tapi blog ini baci tampil gak ya? . Yang saya pahami, saya selalu suka mempersiapkan diri. Seperti belajar di kelas-kelas komunitas yang saya ikuti. Saya melakukannya sebelum menikah dan punya anak. Saya menganggap, apa yang saya pelajari akan mengurangi tingkat kesalahan yang akan saya buat (meskipun tetap saja saya melakukan kesalahan).

Saya yakin hadirnya saya ditengah-tengah keluarga, untuk mempersiapkan anak-anak saya (terutama yang perempuan) menjadi seorang ibu dan istri nantinya. Saya sangat bersyukur, karena suami mendukung penuh keputusan saya untuk bekerja diranah domestik dan aktif dibeberapa komunitas.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Lingkungan tempat tinggal merupakan lingkungan yang menantang bagi saya. Untuk beberapa alasan saya masih tinggal di rumah ibu saya. Saya tinggal di permukiman biasa, bersama tetangga yang berasal dari berbagai generasi, suku dan latar belakang yang berbeda.

Namun, saya belajar banyak dari peerbedaan yang dihadirkan. Saya belajar untuk tidak mengkotak-kotakan, terutama pengasuhan setiap keluarga. Boleh jadi lingkungan saya bukan lingkungan pengasuhan yang ideal, tapi dari situ saya bisa belajar untuk mempesiapkan anak menghadapi lingkungan di zamannya.

Lewat pertanyaan-pertanyaan di atas, saya belajar memahami apa sebenarnya “peran spesifik keluarga” kami. InsyaAllah sudah terbayang akan dan ingin mengambil peran apa keluarga kami ini. Semoga saya dan suami bisa bersinergi, saling menguatkan dan mengokohkan, dalam menjalaninya.

Nama: Riska Fikriana Moerad_NHW#3

Absen: 42

Tinggalkan komentar