Surat Cinta Untuk yang Tercinta

IMG_6819.PNG

Jika ditakdirkan untuk berjodoh jarak dan waktu tidak akan menjadi masalah, karena pasti akan ada saja kebetulan yang menyatukan. – Ada Apa dengan Cinta 2. 

Taukah suamiku, kalimat serupalah yang selalu diucapkan bapak. Sejauh apapun kamu menghindar, jika Allah menuliskan takdir untuk bertemu, maka bertemulah. Begitu pula sebaliknya. Mungkin itulah yang membuatku jatuh cinta padamu.

Taukah suamiku, aku mulai jatuh cinta padamu sejak mata kita tidak sengaja saling bertemu. Waktu itu, pertama kalinya aku melihatmu di kantor. Setelah sekian lama, kudengar namamu selalu dibangga-banggakan di setiap rapat. Mungkin waktu itu, dirimu melihatku karena merasa terganggu. Ya, suaraku dan teman-teman XpResi memang berisik. Tapi tak pernah sedikitpun kamu menegur kami.

Taukah suamiku, jantungku berdegub kencang saat mendapatkan pesan singkat darimu. Padahal, saat itu dirimu hanya bertanya tentang nomer telpon seseorang, yang ingin kamu wawancarai.

Taukah Suamiku, sejak pertama bertemu, aku ingin sekali berbicara banyak hal denganmu. Bukan. Bukan tentang pekerjaan kita. Tentang kita. Sayangnya, egoku terlalu tinggi. Aku tidak mau membuka peluang lebih dulu. Aku ingin, kamulah yang mengejarku. Karena ego, maka aku harus rela untuk tidak mengenalmu lebih jauh. Apalagi ketika dirimu kembali ditugaskan ke kota kelahiranmu.

Akupun melupakanmu dan keinginanku.

Tiga tahun berlalu, kamu kembali ditugaskan di Kantor Balikpapan. Sayangnya, di saat yang sama aku memutuskan untuk resign. Tampaknya tidak ada alasan yang mendekatkan kita. Tapi ternyata Allah sudah menyiapkan cerita. Seperti kata bapak, takdir kita digariskan untuk bertemu.

Taukah Suamiku, hatiku luluh padamu karena setangkai mawar yang kau beri. Mawar yang tidak kau rencanakan sama sekali.

Taukah Suamiku, hatiku luluh karena pengorbananmu menyusulku ke ibukota. Ikut membantu mengurus kepulangan Bapak.

Taukah Suamiku, hatiku luluh saat dirimu mantap mengucapkan ijab kabul. Ibadah yang akan kita jalani bersama.

Taukah Suamiku, hatiku luluh saat dirimu selalu berada di sampingku saat persalinan. Mengecup keningku, membelai rambutku, dan mengucapkan kata-kata penuh cinta saat gelombang cinta hadir.

Taukah Suamiku, hatiku luluh saat melihatmu bersama Cinta. Mencurahkan kasih sayang dan perhatianmu pada buah hati kita.

Suamiku, tulisan ini memang tidak seindah pujangga.

Tapi aku menulisnya dengan penuh bangga.

Bangga karena mencintaimu, Bahagia karena kamu memilihku.

Love,

Istrimu ❤

Satu komentar pada “Surat Cinta Untuk yang Tercinta”

Tinggalkan komentar