Perjalanan Menyapih dengan Cinta

Wah, gk kerass sudah mendekati akhir desember. Dannn, ternyata banyak yang duduk rapi di daft 😌😌.

Ngomong-ngomong desember adalah bulan kelahiran cinta. Bulan di mana sayya selalu teringat kembali momen membahagaikan bertemu dengan cinta. Dan di bulan ini saya mendapatkan kabar membahagiakan juga lho 😆😆.

Sebelum ulang tahunnya, saya sudah sering mengatakan ke cinta prihal menyapih. Meskipun pada kenyataannya saya dan suami yang banyak latah menawarkan nenen. Menyapih dengan cinta memang butuh waktu. Drama? Mungkin tanpa tdrama, karena saya tidak menolak permintaan cinta.

Lucunya, si nenek juga ikutan galau. Tiap liat cinta mainan atau erlalu lama tidsk menyusu, nenek akan berkomentar “Kasiannya de, kalau dia minta nyusu kasih aja. Orang masih dua tahun, gk apalah lewat nyusunya.” Lah, saya dan suami tidak memang target kapan Cinta wajib berhenti. Saya yakin jika tiba saatnya dia akan percaya diri.

Entah karena tida, tega dengan cucunya atau ibu sudah mulai paham menyapih dengan cinta. Sampe setahun lalu ibu saya adalah tim sambiloto atau lipstick. Dan nenek adalah penghadang pertama ketika ibu-ibu atau nenek-nenek lain yang mulai merubah ekspresi wajahnya ketika tahu cinta masih menyusu. Kalau saya sih suka iseng bilang “SIAPA MAU MARAH” 😛😛😛

Gk enakkan kalau lagi sayang-sayangnya terus ditinggalin. *eaaaaaa*

Tapi, sebenarnya drama bangak di saya. Saya malah susah tidur tanpa menyusui cinta. Atau saat terbanbun tengah malam dan cinta tidur pelukan dengan papahnya, saya malah merasa diabaikan. Lebay ya 🤣.

Tinggalkan komentar