Huaaaahhhh, akhirnya setelah sekian lama hibernasi saya punya semangat kembali menulis. Semoga bisa semangat terus yaaaaa..
πͺπ»πͺπ»πͺπ»πͺπ»πͺπ»
Saya agak galau buat judul Menyusui Saat Hamil atau Hamil Saat Menyusui. Ya kalau dipikir-pikir sih sama aja yaa artinya π π . Jadi dari pada bingung, sata buat judul Hamil dan Menyusui saja. **penting dibahas**

Menyusui dan hamil secara bersamaan sebenarnya sudah masuk rencana saya sejak sebelum menikah. Namun, berjalannya waktu saya sempat mengubahnya. Saya ingin menyelesaikan menyusui Cinta hingga dua tahun. Maka untuk menyelesaikan tugas tersebut, saya menggunakan kontrasepsi berupa pil KB menyusui. Belum genap 2 tahun usia Cinta, eh saya dan suami bersepakat menghentikan konsumsi pil KB tersebut.
Allah memang punya rencana indah. Meski saya sudah berhenti mengonsumsinya, saya tidak langsung hamil. Sampai saat setelah ulang tahun Cinta barulah saya diberi kepercayaan kembali. Ya, rencana Allah selalu indah. Saya memang diminta menyelesaikan tugas saya.
Tapiiiii, meski sudah berusia dua tahun saya masih belum siap menyapih Cinta. Beruntung, suami dan ibu saya mendukung keputusan saya tetap menyusui. Walau begitu, kami tetap menjalankan proses menyapih dengan Cinta. Diminta ya diberikan, tapi saya sudah tidak lagi menawarkan (errr, kadang lupa juga sih, terutama saat akan tidur, hahaha).
Eits, tapi kita harus ingat bahwa hamil dan menyusui bisa dilakukan dengan beberapa catatan. Di antara yang saya tahu, tidak ada riwayat keguguran, tidak ada kontraksi, tidak ada flek atau pendarahan, serta janin sejahtera (serta ibu terap bahagia).
Saya punya beberapa tips dan trik ala-ala saya menjalankan menyusui dan hamil.
1. Siapkan Mental. Ini penting sekali. Karena mood dan fisik ibu berubah. Apalagi jika memasuki usia toodler, anak sedang aktif-aktifnya.
2. Tutup Telinga dan Tetap Tersenyum. Jika ada yang mengomentari bahwa menyusui dan hamil itu tidak boleh dilakukan bersamaan, jelaskan dengan bahasa yang santun dan tetap tersenyum. Tapi, jika lawan bicara bersikeras, lebih baik menghindar. Jauhi perdebatan karena akan menguras energi kita sendiri. Kan yang menjalani kita, bukan mereka, hehehe.
3. Satukan suara. Penting untuk satu suara dengan suami atau ibu atau ibu mertua. Terutama yang tinggal satu rumah dengan kita. Jika sudah satu suara, mereka akan mudah menjadi tameng.
4. Tetap sounding anak bahwa sudah waktunya ia untuk berhenti menyusu. Lebih baik diucapkan saat anak akan tidur. Tapi disaya belum berhasil juga sih ππ
5. Cicil tugas lain sejak sekarang. Tugas lain yang saya maksud di sini seperti toilet training, mengajarkan anak makan sendiri atau yang lainnya. Kenapa? Jika sudah dibiasakan sejak sekarang, maka kita punya waktu sembilan bulan untuk meringankan tugas kita nanti. Sependek yang saya tahu, ketika adik lahir semua anggota keluarga akan beradaptasi dari awal lagi. Jangan sampai anak merasa diabaikan karena tiba-tiba harus makan sendiri dan lain-lain.
6. Kenalkan kakak kehadiran adiknya sejak sekarang. Sebenarnya ini saya lakukan supaya gk dilihat ngobrol sama perut sendiri. Khawatir Cinta bingung.
7. Pilih dokter yang mendukung menyusui dan hamil. Ya kalau gk, gk usah bilang kalau masih nyusui. Hahaha. Tapi mungkin dokter gak akan tanya-tanya kalau anaknya sudah dua tahunan ya.
8. Tetap semangat πͺπ»πͺπ»πͺπ»πͺπ»
Sekian tips-tips ala saya, semoga bisa menjadi penyemangat dan dukungan. ππππ
