Game Level 1 Hari 10 : Komunikasi Produktif – Refleksi Pengalaman

Akhir pekan ini, saya memutuskan untuk membuat ice cream bersama Cinta. Selain untuk melatih motoriknya, harapan saya dia akan lebih menyukai ice cream buatan rumah dari pada membelinya.

Meskipun, bahan yang saya gunakan adalah bahan instan alias tinggal tuang dan aduk 🙈.

Ajakan ini tentu membuat Cinta bersemangat. Selain menyiapkan bahan, saya juga mesti sabar dengan kotoran-kotoran yang dibuat selama proses membuat ice cream.

Instruksi memasukkan bahan saya ganti menjadi kalimat ajakan. Sehingga, Cinta merasa kalau dialah yang menjadi cheftnya.

Cinta tampak menikmatinya. Sambil memasukan bahan yang ada, saya juga bercerita kalau dulu mamanya dan nenek suka membuat ice cream bersama. “Kalau perlahan-lahan membuatnya, jadi tidak berantakan deh. Setelah selesai, kita gak terlalu cape bersih-bersih,” kata saya setelah merefleksikan pengalaman dahulu.

Walaupun begitu, tetap saja ada susu yang tumpah dan kotoran lainnya. 😆😆

Sesekali, Cinta iseng mencelupkan jarinya untuk mencicipi ice cream. “Cinta udah pengin merasakan ice cream yaa? Sabar dulu, setelah ini kita masukkan ke dalam frezer ya,” ujar saya.

Belum sampai 5 menit ice cream di kulkas, Cinta sudah bolak balik bertanya, apakah ice creamnya sudah bisa dimakan atau belum. 🙈🙈

Tinggalkan komentar