Saat ini, boleh dibilang akses kemana saja mudah kita dapat. Apalagi hampir semua krang memiliki kendaraan pribadi. Angkutan onlinepun mudah didapat. Dijemput di rumah dan diantar sampai tujuan. Tanpa harus lelah berjalan kaki di bawah teriknya matahari.
Meskipun kemudahan itu, agak sulit ditemui di angkutan kota, penggemarnya masih tetap ada. Sejak memiliki kendaraan pribadi, menggunakan angkutan kota sangat jarang saya gunakan. Tapi, saya sangat ingin memberikan Cinta pengalaman menyenangkan dari angkutan umum.

Beberapa kali kami mendapatkan kesempatan menggunakan angkutan umum. Meski tidak seperti saya dulu, yang harus berjalan kaki kurang lebih 1 km untuk mendapatkan angkot.
Hari ini, saya diminta menemai teman mencari sovenir. Kebetulan sangat dekat dengan rumah. Maka, saya gunakan kendaraan motor bersama nenek dan Cinta. Begitu sampai di toko -yang berada dipinggir jalan- dia berteriak kegirangan melihat angkot. “Mau naik angkot?,” tanya sang nenek. “Iya, yang kuning ya,” jawabnya.
Duh, kuning! Mau kemana? Setelah mencari sovenir, kami memang berencana ke restoran cepat saji. Jika menggunakan angkutan kota nomer 5, maka tujuan kami ke arah pasar baru. Baiklah!
Di angkot, Cinta tampak senang. Sayapun bercerita, saat masih sekolah dulu juga sering menggunakan angkot. “Nanti Cinta kalau sekolah naik angkot juga,” kata Cinta mantap. Buahahaha. “Oke,” jawab saya.
Setelah makan, Cinta meminta izin untuk bermain sebentar di restoran cepat saji. Kebetulan, hujan turun sangat deras. Kami juga tidak bisa memaksakan diri untuk pulang. Karena pasti kebasahan saat menunggu angkot lewat. Setelah hujan reda, saya ajak Cinta untuk pulang. Awalnya ia menolak. “Kita mau naik angkot lagi lho,” kata saya. Dan tentu saja, Cinta segera berhenti bermain dan memilih pulang. 🤣
Alhamdulillah, hari ini tidak ada kendala dalam komunikasi kami. Meskipun berjalan lancar, saya tetap menerapkan tips-tips komunikasi produktif yang telah diberikan.
