Game Level 1 Hari 15 : Komunikasi Produktif – Tidur Yuk !

Kali rutinitas harin kita itu-itu saja, mungkin bagi sebagian orang akan membosankan. Sesekali kota perlu mendaptkan “hadiah”. Iya hdiah. Biar kita bisa naik level.

Begitu juga dengan tantangan Komunikasi Produktif. Kalau mulus-mulus aja, bisa jadi saya belajarnya gitu-gitu aja. Kemarin dan hari ini, mungkin lancar. Tapi besok? Siapa yang tau kan 😆.

Seperti hari ini, komunikasi produktif antara saya dan Cinta berjalan lancar hingga siang hari. Namun, begitu memasuki waktu tidur. Fiuuh. Bisa jadi, karena saya juga ngantuk 😅😅. Jadi kesabaran mesti ekstra dilakukan.

Beberapa hari belakangan, memang jam tidur siang Cinta terganggu (lagi dan lagi). Cinta bukan tipe anak yang bisa tidur saat ramai. Jik ada orang lain di rumah, maka ia rel manahan ngantuk demi menemani orang tersebut. Belum lagi, kalau suasana lingkungan rumah sedang ramai. Kendaraan atau suara anak-anak pulang sekolahpun bisa membangunkannya. Makanya, PR sekali mengajaknya tidur. Baik siang ataupun malam.

Jika karena ada orang lain di rumah, saya lebih legowo membiarkan Cinta untuk tidak tidur. Tapi karena saat ini rumah sedang sepi, maka saya tetap mengajaknya untuk tidur siang.

Sebenarnya dia mengantuk, tapi ia ingin keluar rumah melihat paman saya yang sedang memperbaikin rumah di sebelah. Saya tidak izinkan. Karena keinginannya malah akn merepotkan paman yang sedang bekerja.

Cintapun mulai menangis. Saya mencoba berempati. Mengajaknya berbicara dari hati ke hati. Sayangnya tidak juga berhasil. Tangisan makin keras.

“Cinta mau nonton youtube,” katanya disela-sela tangisan. Lho, lho, kok lari ke youtube. Hmmmm, tampaknya anak ini sedang mengatur strategi. 😅 sambil segagukan dia berguman seolah-olah membaca buku. “Nanti sore kita berenang yuk,” ajak saya. Saya dan papahnya memang berencana mengajak berenang sore ini. “Gak mauuuuuu, Cinta gak mau berenang,” jawabnya segera.

“Kakak sudah ngantuk, tapi bingung ya mesti gimana,” tanya saya mencoba membaca perasaannya. Kok gk bertanya apa sedih karena gk boleh menonton youtube. Saya mencoba untuk tidak memberikan garis bwah pada screen time. Bisa jadi, sebenarnya itu cuma keinginan acak. Hueheheh.

“Sini, kalau ngantuk Cinta bobo sebelah mama. Mama pokpok,” lanjut saya. “Sambil nenen,” ujarnya. Yaaah 💆🏻‍♀️. Salahsatu PR yang belum juga berhasil saya lakukan adalah menyapih. Baiklah, karena saya memilih menyapih Cinta dengan cinta, maka menolak bukan pilihan. Ini bukan pembenaran kan? *malah tanya*

Tinggalkan komentar