Game Level 2 Hari 13 : Melatih Kemandirian, Ketika Orang Lain “Latah”

“Mamiiiii, coba sini deh,” panggil Cinta dari bawah ranjang.

“Mamiiii, jangan main hape terus!!!,” kata Cinta sambil merebut handphone dari tangan saya.

“Maaf Cinta. Cinta kenapa panggil mama? Mama gk main handphone kok. Mama lagi bikin flyer buat menu berbuka nih,” jawab saya.

“Iya. Pokoknya jangan main handphone!”

Untuk anak seusia Cinta, tentu belum terlalu paham kalau saat memegang handphone saya mengerjakan sesuatu. Buatnya pegang sama dengan main handphone. Atau saya kurang perhatian hari ini, sampai-sampai Cinta seperti itu.

Ternyata, Cinta memanggil saya karena butuh bantuan. “Mami yang masukin ya. Cinta yang pegangin tasnya,” pinta Cinta. Kami bekerjasama membereskan balok-balok jenga yang tadi dimainin Cinta bersama abang sepupu.

Meskipun bisa menyelesaikan sendiri, Cinta masih sering mengkomunikasikan kalau ia butuh bantuan.

Saat waktu makan Cinta tiba, saya meminta bantuan suami untuk mengawasi Cinta. “Biarkan dia makan sendiri, sayang cukup awasi aja,” pesan saya. Saya pun segera menyelesaikan sholat magrib. Usai sholat, jeng jeng, ternyata Cinta disuapin. Sayapun memberikan tatapan ‘yaelah bro’ 😅. Karena saya sudah selesai sholat, suamipun berkata “Ta, papah gantian sama Mama dulu ya,”. Begitu ditinggal papahnya, Cintapun segera melanjutkan makannya sendiri sampai tuntas.

Tuh kan, bisa kok.

Haha. Terkadang memang kita butuh kesabaran untuk mengingatkan orang lain agar mau memberikan anak kesemptan mandiri. Tidak bisa instan. Memang harus diingatkan sesering mungkin.

Tinggalkan komentar