Memasuki hari ke 8 puasa di Ramadan kali ini, alhamdulillah saya masi diberi kesemptan, kesehatan dan kemampuan menjalani puasa sebagai ibu hamil dan ibu menyusui. Yaa, meski menyusuinya tidak terlalu aktif, tapi saya masih menyusui.
Bagaimana caranya bertahan? Yang utama adalah niat. Berarti kalau gk tahan, gk niat ? Oh, bukan begitu kakak. Ibu hamil dan menyusui, harus memahami kemampuan tubuhnya.
Jangan sampai memaksakan diri.
Beberapa hari sebelum berpuasa, di grup Diskusi FormASI Balikpapan, telah dibahan kiat-kiat tetap sukses menyusui saat berpuasa. Berikut saya salin tempel pembahasannya.
Puasa di bulan Ramadhan wajib hukumnya. Islam memberikan kelonggaran pada ibu Hamil dan Menyusui dengan aturan yang telah di tetapkan yaitu mengganti puasa nya di hari lain dan membayar fidiyah. Puasa Ramadhan selalu disambut dengan suka cita oleh umat Muslim, tak terkecuali oleh ibu menyusui. Bagaimana kiat sukses menyusui saat berpuasa ?
Puasa adalah menahan lapar dan haus dari waktu Shubuh hingga waktu Magrib. Selama kurang lebih 14 jam tubuh kita tidak mendapat asupan nutrisi dan cairan. Lalu, bagaimana dengan komposisi Asi? Meski selama 14 jam ibu tidak mendapat asupan nutrisi, komposisi ASI tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya, oleh karena tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, serta vitamin dan mineral dari simpanan tubuh. Ketika berbuka, maka tubuh akan mengganti cadangan zat-zat gizi tadi, sehingga ibu tidak akan kekurangan zat gizi untuk memenuhi aktifitas serta mempertahankan kesehatan tubuhnya. Komposisi Asi akan berkurang pada ibu yang menderita gizi berat, sebab tidak ada lagi cadangan zat gizi yang dapat mengganti kebutuhan produksi Asi yang lengkap. Dengan demikian ibu menyusui boleh saja ikut berpuasa.
Namun hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan ibu dan bayi. Tetap perhatikan kesehatan ibu dan bayi. Penting bagi ibu untuk memperhatikan nutrisi yang ibu konsumsi.
Berikut beberapa kiat untuk sukses menyusui selama berpuasa :
• Niat, persiapan dan dukungan
Sama halnya dengan menyusui di bulan-bulan lain, menyusui di bulan puasa lebih membutuhkan niat, persiapan dan dukungan dari lingkungan keluarga terdekat.
• Perhatikan kesehatan Ibu dan bayi
Pastikan ibu dan bayi dalam keadaan sehat
• Jaga Nutrisi Makanan
Kebutuhan kalori ibu menyusui adalah sekitar 700 kalori. Oleh sebab itu penting bagi ibu menyusui untuk tetap menjaga pola makan 3x sehari dengan gizi seimbang.
• Konsumsi banyak cairan saat sahur dan berbuka
• Tetap menyusui di malam hari
• Istirahat yang cukup
Istirahatlah yang cukup agar kondisi fisik dan psikis bisa pulih.
• Selalu berkonsultasi dengan Dokter atau Bidan untuk memantau kondisi ibu menyusui dan bayi selama berpuasa.
Lewat diskusi tersebut, saya mencoba menerapkannya. Sebelum berpuasapun, kondisi saya dan janin dinyatakan sejahtera. Maka, saya tetap bisa melanjutkan berpuasa.
Saat harus, selain makan sahur yang bergizi dan bervariasi, saya juga menambahkan susu kurma pada menu saya. Usai sholat magrib, sayapun makan “berat”. Tidak selalu nasi, pokoknya say merasa berat 🤣.
Begitu pula, saat akan tidur. Saya tetap menerapkan makan 3 x sehari.
Di hari pertama dan kedua puasa, alhamdulillah saya bisa melewati dengan lancar. Di hari ketiga, saya keluar rumah bersama Cinta untuk menukar mobil dengan kakak ipar. Pulangnya, saya mampir beli takjil. Pulang ke rumah, saya kliengan. 🤣🤣🤣
Buka? Say memilih istirahat sebentar. Kalau memang tidak tahan, maka saya berbuka. Tapi sampai bedug magrib tiba, ternyata tenaga saya mulai pulih.
Di hari ke 4, saya memasak saatbsore hari. Baru sebentar memasak, saya kliengan lagi. Maka berhentilah saya. Beruntung ada ibu yang melanjutkan pekerjaan saya.
Di hari ke 5, saya kembali keluar rumah untuk membeli takjil. Di perjalanan pulang saya kliengan lagi🤣🤣.
Di hari ke 6 saya menonton bioskop bersama keluarga. Pulang menjelang berbuka. Alhamdulillah baik-baik saja. Kok bisa? Karena saya tidak kepanasan, dan hanya duduk manis di bioskop, serta tidak kelelahan menggendong Cinta.
Jadi, saya mencoba evaluasi 7 hari perjalanan puasa. Tampaknya saya tidak bisa kelelahan dan kepanasan. Jika iya, maka saya akan kehabisan tenaga.
Karena itulah saya memutuskan untuk tidak Yoga di GBS selama puasa ini. Saya sedang mempersiapkan untuk yoga di rumah menggunakan video di Youtube channel Bidan Kita.
Jika tiga tahun lalu, saya masih sanggup ke GBS di bulan puasa, tahun ini saya memilih untuk menunggu usai bulan Ramadan. Yang terpenting, saya tetap menjalankan PR-PR lain plus mengusahakan Yoga di rumah.
Insya allah, saya akan update bagaimana perjalanan puasa saya saat yoga di rumah. 🤗🤗
