Carseat Untuk Kakak dan Adik

Menggunakan carseat saat berkendaraan, sudah saya kenalkan pada Cinta sejak usia 1 bulan. Mestinya dalam perjalanannya, akan mudah ya. Sayangnya, teori tidak semudah kenyataanya.

Saya melupakan kemungkinan-kemungkinan gagalnya menggunakan carseat. Yaitu anak-anak kakak saya yang suka ikut jalan dan tidak menggunakan carseat. Keponakan saya yang sering ikut jalan ada dua orang, usia 6 tahun dan 9 tahun. Adiknya lagi usia 4 tahun, meski tidak sering, tapi sesekali ikut bersama ibunya. Jadilah, saya seperti mengajak rombongan sirkus. 🤧

Hasilnya Cinta mogok duduk di carseat mulai usia 1,5 tahun. Sempat kembali menggunakan, namun saat jalan-jalan dengan kakak sepupunya, akan kembali mogok lagi. Bahkan, mendekati akhir persalinan saya, Cinta selalu minta dipangku. 🤦🏻‍♀️

Saya akui, sayalah yang tidak konsisten dalam penerapannya. Ditambah, suami dan nenek yang tidak mempermasalahkan sama sekali ketidak penggunaan carseat. Ya, kami memang belum satu suara.

Sejak hamilpun, saya sudah berencana menambah satu carseat lagi. Adik duduk carseat, maka kakak juga akan mengikuti. Begitu pikir saya. Tapi, say ragu-ragu. *self plak*

Maka, saya memutuskan menyewa dulu carseat untuk adik. Jika Cinta kembali duduk di carseat, maka adik akan dibelikan juga.

Dan hari ini, adalah hari pertama Rangga menggunakan carseat. Kok baru hari ini? Karena sebelum usia sebulan saya dilarang keluar rumah. Ada sih jalan-jalan, tapi dengan alasan yang jelas dan memang harus keluar.

Usai memasang dua carseat di kursi belakang, Cinta pun langsung duduk manis. Iapun bertanya, kenapa adik duduknya menghadap ke belakang. Saya jelaskan singkat. Saya katakan, Cinta sebaiknya juga menghadap belakang. Tapi, ia menolak.

Setelah memang seatbelt si kakak, sayapun meletakkan Rangga di carseatnya. Aman. Sayapun membuka pagar rumah. Dan tiba-tiba, “oweeeeeekkk… oweeeekkk,” pecahlah tangisan Rangga. Duh, mungkin gara-gara belum ganti clodi nih, pikir saya.

Anak kenyang dan senang, maka akan tenang. Itu yang saya ingat. Clodinya memang belum saya ganti karena sebentar lgi mandi sore. Dan jalan-jalan sore ini hanya percobaan saja. Sayapun mencoba menyusui Rangga, eh dia tidur. Setelah dirasa kenyang dan cukup nyenyak, sayapun meletakkan Rangga kembali. Alhamdulillah aman.

“Duh, ibu itu gk tega dia dibelakang,” kata si nenek. “Kan lagi uji coba nek, tenang aja,” kata saya. Meski sudah bolak balik menjelaskan soal keamanan, tetap saja si nenek tidak tega, ha-ha.

Lima menit diperjalanan, giliran si kakak yang tidur. Maka, jalan-jalanlah kami membawa dua anak yang tertidur. Yipiiiii.

Misi hari pertama, sukses.💪🏻💪🏻

Tinggalkan komentar