Tampaknya membongkar dompet adalah hal yang menarik buat anak-anak. Tak hanya Cinta, tapi juga keponakan-keponakan saya saat masih kecil.
Pagi ini, saya meletakkan dompet yang mudah dalam jangkauan Cinta. Iapun membukanya. Mengelurkan berbagai macam kartu serta uang kertas dan uang koin.
Uang dan kartu-kartu tersebut dijadikan Cinta sebagai alat bantu ia bermain peran. Ceritanya, ia akan membeli kue ulang tahun untuk adiknya, Rangga. Ia pura-pura ke toko kue dan menyerahkan uangnya.
“Segini cukup ma,” tanya Cinta pada saya yang mengawasinya bermain sambil melipat clodi. “Kurang kak,” jawab saya.
“Ini berapa?” tanyanya lagi sambil menunjuk uang lima puluh ribu dan uang koin lima ratus rupiah. Sayapun memberikan jawaban. Dan sedikit menerangkan jumlah dari uang-uang tersebut.
Cinta hanya mengangguk-angguk saja.
