[Game Level 10, Hari 4] : Aya dan Giginya

Sore itu, langit tampak mendung. Aya si buaya sedang asyik berendam sambil memejamkan matanya, sambil membuka mulutnya. Gigi-giginya yang tajam ia pamerkan.

Tiba-tiba, datanglah seekor burung pipit. Burung itu, hinggap di atas hidung Aya. Tampaknya, si pipit tidak menyadari kalau ia berada di moncong seekor buaya.

Ternyata si pipit sesang lapar. Ia melihat ada banyak makanan disela-sela gigi aya. Iapun mematuk-matuknya. Pipit tak kunjung menyadari bahwa ia sedikit lagi bisa menjadi mangsa si buaya.

Aya, dengan tenang menunggu si pipit masuk ke dalam mulutnya. “Sedikit lagi dia masuk. Aku akan menutup mulutku dan memakannya,” batin si aya. Tapi si pipit tak juga masuk.

“Ahh, aku kenyang!” kata si pipit kemudian terbang.

Aya pun kesal karena tidak jadi memakan si pipit. Namun, aya merasa ada yang berbeda di mulutnya. Ia merasa lega. Iapun menatap air sungai sambil menyeringai. Ternyata, giginya sudah bersih dari sisa kotoran makanan.

“Wah, ternyata si pipit membersihkan gigiku. Kini gigiku semakin bersih. Tak ada lagi kuman-kuman yang menempel,” kata si buaya.

**

Dongeng sore ini saya kisahkan pada Cinta dan Rangga sembari mereka berenang di kolam kecil mereka. Selain kisah si buaya, saya juga kembali mengulangi cerita si lumba-lumba pada mereka.

Kebetulan sekali, mereka sedang berada di air kolam dengan gambar-gambar makhluk yang hidup di air.

Tinggalkan komentar