[Game Level 10, Hari 8] : Elpha Bilang Maaf

Pernahkah melihat anak susah mengatakan maaf? Mungkin. Apalagi jika kita orang dewasa berat mengatakannya, anak-anakpun akan kesulitan. Selain berat mengatakan dan bukan tulus dari hati, akan mempersulitnya lagi.

Dongeng yang saya kisahkan di hari ke 8, masih dari karya Watiek Ideo yaitu, Elpha Bilang Maaf. Karena mendongeng tanpa bantuan buku, maka ceritanya sedikit mendapatkan tambahan di sana-sini. Hahaha

Mendongeng kali ini, saya lakukan saat duduk sore hari di depan rumah. Kebetulan, suasana sedang sepi. Jadi kami sambil menikmati semilir angin.

Elpha ingin bermain bermain bola kaki bersama teman-temannya. Karena jamnya mati, Elpha salah melihat jam. Iapun setengah berlari menuju lapangan bola.

Tapi tiba-tiba….

“Elphaaaaaaa, awaaaasssss!!,” teriak Cici si Kelinci. Elpha hampir saja menabrak Cici yang membawa seember wortel.

“Huaaaa, maaf Cici. Aku sedang terburu-buru. Kamu tidak terluka kan?” tanya Elpha.

“Tidak Elpha. Aku hanya terkejut,” jawabnya. Elphapun melanjutkan perjalannya. Akhirnya Elpha sampai di lapangan. Ia melihat ketiga temannya cemberut. Terlihat bosan menunggu.

“Teman-teman, maafkan aku sudah datang terlambat,” kata Elphaa.

“Tidak apa-apa Elpha. Ayo, kita bermain,” kata ketiganya kompak.

Meminta maaf dengan tulus harus diapresiasi. Saya, sedang membiasakan diri saat memberikan respon saat Cinta meminta maaf pada saya. Begitu pula sebaliknya.

Tinggalkan komentar