Hari ini, giliran kelompok 3 Kelas Kalimantan yang memberikan kami presentasi kelompoknya. Kelompok ini terdiri dari mbak Raida Hasanah, mbak Fitria Ikasari, mbak Ani Chaerani, mbak GT Nadia Noor S dan mbak Fajrianti.
Tema yang diusung adalah Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas. 
Di awal materi, kami diberikan sebuah video grafis , yang dengan berat hati tidak bisa di uploud di blog ini (upgrade dulu blognya sist, huahahah) .


Di slide berikutnya dihadirkan Ustadz Harry Santosa, seorang pakar tentang Fitrah Seksualitas, dengan bukunya yang berjudul Fitrah Based Education beliau memaparkan bahwa pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks.
Pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir.
Fitrah seksualitas = tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa & bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Namun beliau sepakat bahwa selain sosok ayah ibu senantiasa harus hadir dan harus ada kedekatan yang berbeda-beda untuk tiap tahap.
Secara garis besar tahapan tersebut dibagi 4 tahap:
👶🏻usia 0-2 th
👧🏻usia 3-6 th
👦🏻usia 7-10 th
👱🏻♀usia 10-14 th
Memang benar bahwa perlu adanya kedekatan antara ayah dan anak, juga ibu ke anak. Kedekatan ini bukan hanya berarti melekat dari kulit ke kulit, melainkan jiwa ke jiwa. Artinya orang tua tak bisa hanya sering memeluk sang anak namun juga harus dekat secara emosional.
Apalagi di era digital saat ini, banyak sekali media yang bisa menggeser fitrah seksualitas anak. Mulai dari pengaruh sosmed yang terpapar pornografi, penyimpangan seksual (LGBT).
Pertanyaan-pertanyaanpun mulai mengalir usai materi diberikan.
Dyah Kusumastuti Utari :
Menghadapi maraknya LGBT, bagaimana menjelaskannya?
Mengingat kembali tentang LGBT
Lesbian: perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional atau secara spiritual.
Gay: kebalikannya lesbi, laki-laki menyukai laki-laki.
Biseksual: sebuah sebutan untuk orang yang secara seksual tertarik terhadap dua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan. … Dengan kata lain, orang yang biseksual adalah orang yang memiliki orientasi heteroseksual dan homoseksual.
Transgender: orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan seksnya yang ditunjuk saat lahir.
Merujuk pada buku FBE Lesbi dan Gay, yang secara garis besar diakibatkan oleh 2 hal:
👉salah asuh (psycho genic)
👉salah budaya/lifestyle (socio genic)
Secara rinci, beliau menjelaskan…
Single parent atau keluarga tanpa kelengkapan sosok ayah dan ibu yang utuh berpengaruh besar menyimpangkan fitrah kewanitaan maupun fitrah kelelakian dan kasus LGBT ini tidak hanya terjadi pada kalangan liberal.. bahkan juga banyak terjadi di Pondok Pesantren dengan korban anak-anak yang belum aqil baligh.
Riset sederhana selama beberapa tahun terhadap kelas yang gurunya wanita semua, gurunya pria semua, dan gurunya sepasang pria dan wanita, menunjukkan bahwa kelas yang gurunya sepasang menunjukkan keseimbangan pertumbuhan emosional dan rasional yang baik. Sayangnya guru PAUD, TK dan Dasar umumnya wanita, padahal usia ini menentukan.
Jadi, peran ayah dan ibu disini sangatlah penting. Jika anak kehilangan sosok ayah atau ibu, maka harus dicarikan figur pengganti dari keluarga atau komunitas 🙏
—
Febriani Petty Kurniasari
Bagaimana cara mendekatkan anak perempuan usia 10-14 tahun dengan ayah? biasanya dicium ayahnya usia segitu udah maluuu🤭
Kemungkinan kakak sudah masuk aqil baligh ya mbk, kiranya nggak mau dicium keningnya pipinya masih bisa dipeluk.
Beri mereka waktu untuk me time bersama tanpa hadirnya ibu, misal nonton ngobrol berdua dari hal yang receh sampai hal yang berat.
Sehingga tercipta dalam benak anak:
ayahku idolaku
ayahku pahlawanku
ayahku tempat nyaman untuk curhat dll
—
Kasyifatussaja Elka
Ijin bertanya mba pada slide pertama yg disajikan,,, ttg cra ortu memberikan pendidikan seks trhdp anaknya di usia TK – SD ada poin nya Menjelaskan kepada anak ttg proses kehamilan n persalinan secara ilmiah dan sederhana,, bisa dicontohkan mba krna kan usia anak TK/SD ini cenderung penasaran dan pastinya akan bertanya detail lg jika tdk tahu sdgkan d ket,, jelasin detail ttg ini ketika dia masuk SMP,,,gimana ya mba caranya?
Dari mana adik bayi lahir..?!
Menjawab pertanyaan ini, kita perlu mendengar secara aktif. Cari tahu apa yang betul-betul ingin diketahui anak tentang konsep ini.
Ajukan pertanyaan padanya secara lembut dan hati-hati. Belum tentu apa yang dipikirkan anak sama dengan apa yang kita pikirkan.
Mungkin ia hanya ingin tahu, di rumah sakit mana dia dilahirkan. Kalau kita menjawab, “bayi datang dari mamanya,” kemudian anak sudah merasa puas, kita tidak perlu memberikan keterangan lebih lanjut.
Biarlah pertanyaan anak menjadi panduan kita. Bila terlalu banyak memberi informasi pada anak berusia 5 tahun, ia justru akan tambah bingung dan semakin tidak mengerti.
Bila si kecil terlihat bingung, sebaiknya bicarakan bagaimana bayi mulai ada di dalam kandungan dan hal ini berarti kita mulai masuk dalam pembicaraan tentang seks.
Biasanya penjelasan singkat namun jelas akan memuaskan rasa ingin tahu mereka. Bisa kita mulai dengan mengatakan bahwa adik bayi bermula dari telur yang ada di perut ibu, yang kemudian akan keluar melalui bagian istimewa yaitu vagina. Kita tidak perlu menjelaskan prosesnya! Karena mereka juga tidak akan mengerti dengan penjelasan tersebut. Yang ada, justru akan semakin menambah daftar rasa penasaran mereka dengan proses seksual yang belum saatnya dipahami. (Sumber: Anak Bertanya, Anda Kelabakan. Penulis: Layla TM


Kesimpulan yang saya ambil dari materi ini adalah Peran orantua yang sangat penting dalam perjalanan pendidikan fitrah seksualitas anaknya. Orangtau tidak bisa begitu saja melimpahkan tugasnya ke pihak lain.