Assalammualaikum bu ibu…
☺️☺️☺️☺️
Perkenankan saya mengawali share materi hari ini tentang pengasuhan.
Nah apa sih pemgasuhan itu?🧐
Menurut Masud Hoghughi, (Masud Hoghughi adalah direktur dari Aycliffe Centre for Children) Menyampaikan : Pengasuhan merupakan hubungan antara orang tua dan anak yang multidimensi dapat terus berkembang. Mencakup beragam aktifitas dengan tujuan : anak mampu berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Oleh karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan sosial.
Dimana komponen dari kunci pengasuhan adalah:
a. Upaya memenuhi kebutuhan anak untuk kesejahteraan fisik, sosial dan emosionalnya. Dan melindungi anak, melalui menghindarkan dari potensi kecelakaan/ kondisi bahaya atau pelecehan.
b. Memberikan aturan dan memastikan bahwa aturan terkontrol serta mampu ditegakkan.
c. Mendukung anak, mampu mengembangkan potensi dalam dirinya Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi tidak menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih menekankan pada aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak.
Nah, Pengasuhan dibagi 3, kita masuk yang mana ni?
ada otoriter yang segala kontrol ada pada ortu. Jenis ini kadang membuat anak remaja memberontak.
Otoritatif, selalu melibatkan anak sehingga anak belajar u mengambil keputusannya sendiri dg bimbingan ortu.
Permisif dibagi dua yaitu mengabaikan (neglectful) dan memanjakan (indulgent) mengizinkan anak u bertindak semau mereka.
Bagi yang beragama islam, hukum pengasuhan anak (hadhanah) adalah wajib menurut jumhur ulama, dan tidak ada satupun dari ulama yang menyelisihinya. Bahkan para ulama menghukuminya wajib ‘aini jika tidak ada seorangpun yang mampu merawatnya kecuali hanya si pengasuh tersebut.
Sebagai orang tua, kitalah yang dititipkan oleh Allah sebagai pengasuh utama sang anak.
Tidak selayaknya kita mentelantarkan atw meninggalkan fardhu ‘ain untuk mengerjakan fardhu kifayah, sunnah, apalagi hal makruh.
InsyaAllah Ibu Profesional bukan termasuk yang mentelantarkan anak apapun profesinya 😘
Diharapkan kita juga mendorong para ayah untuk terlibat dalam pengasuhan anak.
Sumber: Pengasuhan anak, vivi kurniawati, Lc.
Dari anak sampai usia lanjut, prof. Dr. Singgih D. Gunarsa
Setelah tahu apa sih pengasuhan itu..?? Lanjut nih jadi pengen tahu… Pengasuhan itu apa khusus untuk ibu? Atau ayah juga sebenarnya punya peran dalam pengasuhan?

Beberapa orang berpendapat ayah itu mencari nafkah dan anak itu hanya urusan ibu. Jadi apakah anak tidak perlu sosok ayah dalam perkembangan nya??
Proses pengasuhan seorang anak yang dilakukan sebenarnya sudah terjadi sejak jaman dlu. Kalau kita membaca tentang kisah nabi ibrahim… Pasti kita tahu bagaimana peran seorang ayah dalam keluarga….

Kalau ayah ikut dalam proses pengasuhan, apa sebenarnya keuntungan yang didapat seorang anak??

Sudah dibahas bgmn pentingnya..peran ayah dlm pengasuhan. Sekarang kita bahas ttg Fitrah seksualitas.
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati. Menumbuhkan Fitrah ini banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada Ayah dan Ibu.
Jadi bukan tentang bagaimana berhubungan sex ya🤭. Tetapi ttg menumbuhkan fitrah sebagai laki2 atau perempuan sejati.💖
👆Benar sekali mba @Bunsay 5 – Febriani Petty Kurniasari ini tentang menumbuhkan fitrah seksualitas ya mba Petty…. Terima kasih bxk atas penjelasannya mba….
Melanjutkan dari pemaparan mba Petty td,, yakni saya pribadi akan melanjutkannya kepada Pendidikan Fitrah Seksualitas yang saya fokuskan pada Peran Ayah untuk menumbuhkannya.. Check it out🤗👆👌🌟

👆 Point 1 :
Seberapa penting sih Ayah terlibat dalam mendidik fitrah seksualitas anak?
Jelas PENTING SEKALI karena status Ayah dalam keluarga sebagai Pemimpin & Kepala Rumah Tangga, tentunya sosok Ayah sangat berperan dalam _mendidik anggota keluarganya juga sebagai penanggungjawab pendidikan anak termasuk mendidik fitrah seksualitas anak.
Selain itu,,ada beberapa peran Ayah yang tak bisa digantikan oleh Ibu, seperti :
- Ayah sebagai penentu visi & misi (Man of Vission & Mission)
- Ayah sebagai Penanggungjawab pendidikan Anak
- Ayah sebagai Konsultan Pendidikan.
- Ayah sebagai Sosok Sang Ego.
- Ayah sebagai Pembangun Sistem Berpikir.
- Ayah sebagai Penegak Profesionalisme.
- Ayah sebagai Supplier Maskulinitas.
- Ayah sebagai The Person of Tega (Sang Raja Tega).
Maka, beberapa peran Ayah di atas akan dikaitkan dalam mendidik fitrah seksualitas anak.

👆 Point 2
Apa saja sih peran yang mesti Ayah jalankan dalam mendidik Fitrah Seksualitas Anak?
Berikut beberapa peran Ayah dalam mendidik Fitrah Seksualitas Anak sesuai tahapan usianya.
📌 TAHAP 1
Usia 3-6 Tahun
Pada Usia Anak di bawah 7 tahun, Ayah dengan sosok Sang Egonya bisa memberikan dukungan (support) pada ego anak dengan cara mengajarkan anak perbedaan sosok gender sehingga sang anak bisa dengan jelas bangga pada gendernya sejak usia 3 tahun.
📌 TAHAP 2
Usia 7-10 Tahun
Pada usia ini, fokus Ayah melakukan pendekatan pada anak laki2nya. Maka dibutuhkan peran Ayah yang Supplier Maskulinitas, dimana dengan sikap ini sang Ayah mengajarkan bagaimana berperan dan beraktivitas sebagai laki2 di kehidupan sosial ya seperti sikap yang berani, tangguh, dan suka tantangan
Selain itu, mengajarkan pada anak bagaimana menyikapi perubahan biologis/fisik yang terjadi pada dirinya (Anak laki2).
📌 TAHAP 3
Usia 11-14 Tahun
Pada usia ini, dibutuhkan peran Ayah sebagai Pembangun sistem berpikir, yakni dengan kemampuan berpikir logisnya, sang Ayah memberikan pemahaman kepada anak perempuannya bagaimana cara pandang/berpikir laki-laki.
📌 TAHAP 4
Usia 15 Tahun (Aqil Baligh)
Pada masa Aqil Baligh anak ini, dibutuhkan peran Ayah sebagai Sang Raja Tega (The Person of Tega) agar anak belajar menjadi dewasa, tangguh & matang sehingga sang anak siap berperan sebagai Ayah (untuk anak laki2) dan Ibu (untuk anak perempuan).
Maka, disini anak diposisikan sebagai Mitra Orangtua. Dengan ini, Ayah bisa menjadi tempat konsultasi mereka dalam pendidikan menjadi orangtua.
Sumber referensi :
- Adriano Rusfi dkk, Menjadi Ayah Pendidik Peradaban, Penerbit Borneoku
Tulisan Ustadz Harry Santosa
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214702516026665&id=1536815060
Tulisan Nani Nurhasanah
https://www.google.com/amp/s/www.ibuprofesional.com/amp/menumbuhkan-fitrah-seksualitas
TANYA – JAWAB :
Arika Putri Citra Utami
Mba bagaimana kalau peran ayah ini, tidak sempurna.
Misal sang raja tega adalah ibu🤭
Apakah ada akibat atau kinsekuensinya
Jawaban:
Saya coba menanggapi dlu. Kadang, ketika menjalani rumah tangga pastinya setiap pasangan punya karakter yg terbentuk dr latar berbeda menumbuhkan sikap yg berbeda pula. Jika kasusnya seperti yg dipaparkan mba Rika td, bukan berarti menghilangkan peran Ayah lainnya… Perlakuan tega nya seorang Ayah dan ibu itu punya warna yg berbeda mba…. Misal Teganya seorang ibu ditunjukkan dgn lisan, biasanya Ayah lebih kepada sikap😍🤩
Tentunya ada,,, namun selagi Ayah & Bunda saling melengkapi kekurangan masing2 In sya Allah semua akan tercover dgn baik terutama dihadapkan anak2 kita… 😂…,,, silahkan mbak2ku ada yg ingin ditambahkan Isti Arbaniah, Petty Kurniasari, Tri Sulistia Ningsih 🤗
saya coba menanggapi ya mbak🙏.
kebetulan pernah mendapat materi ini dari ustadz Adriano rusfi.
jika perannya terbalik..maka harus diubah secara bertahap.
Raida Hasanah:
Tentang peran dan kehadiran ayah tentu kita semua menyepakati tentang betapa pentingnya sosok tsb. Dan jika si ayah kebetulan “tidak ada” hendaknya ada figur lain kan yang bisa menggantikan.
Nah, kondisinya disini kebetulan saya punya keponakan yang ayahnya tidak ada karena kasus perceraian.. ayah saya yg menjadi kakeknya juga sudah meninggal. Satu-satunya laki-laki yang jadi anggota keluarga inti kami adalah kakak saya (pamannya si ponakan) tapi tidak satu rumah dengan ponakan tsb. Memang, jika si om ke rumah, ponakan saya biasanya langsung akrab dan lengket.. tapi saat si om tak ada itu yang jadi pertanyaan saya sekarang… Kemanakah lagi si anak mencari figur ayahnya..??
Adakah yang bisa share atau memberikan saran terkait hal ini? Terimakasih sebelumnya dan sesudahnya 🙏
Jawaban:
Bantu menanggapi ya, nabi ismail dari semenjak kecil juga sering ditinggal nabi ibrahim tapi peran keayahan nabi ibrahim sangat kuat bahkan menjadi bpak para nabi. Salah satunya nabi ibrahim melaksankan project keluarga bersama anak cthnya saat membangun kabah bersama nabi ismail. Nah saat project keluarga tersebut banyak hal yang diajarkan yang mempengaruhi ank. Hal lain yg bisa dilakukan saat ayah tidak ada adalh kesan positif anak terhadap figur ayah yang bisa diceritakan sang ibu. Cth: tahu gak nak ayah kamu sewaktu sekecil kamu sudah berani menghncurkan berhala (berandai siti hajar bercerita 😁)
Sdkt menanggapi mba Raida Hasanah, ketika kita dihadapkan dgn kasus ,,, antara teori dgn realitas terkadang berbeda…. Apalagi melihat kasus ini, idealitas dalam teori terlepaskan oleh keadaan yg melibatkan ego dan rasa…. Kadang disitulah timbul problem solvingnya….
Sedih, Ketika dihadapkan pada Sosok yang tiada sedangkan kita butuh perannya…. Gak mudah utk mewujudkan keduanya…. Tapi melihat kasus ini,,, biasanya psikologis anak lebih butuh PERAN ketimbang Sosok/wujud🥺
Menyambung dr contoh mba isty td,,, ada satu hal yang perlu diingatkan kepada anak oleh Ibunya (jika masih ada) atau org terdekatnya)…. Bagaimana pun keadaan, ortu kita, sikap mereka kepada kita,,, mereka tetaplah Ayah Ibu kita….lewat mereka lah kita hadir di dunia, maaf sedikit melenceng menanggapinya🙏🙏🙏baper saya
Fitria:
setiap pasangan pasti mempunyai suka dukanya masing-masing, time limit LDM pasti ada nah yang ingin saya tanyakan bagaimana cara menghadirkan sosok ayah jika terpaksa harus LDM?
mohon sharingnya 🙏🏻
Jawaban: Saat ayah libur atau pas dirumah.. Sebisa mungkin perbanyak interaksi antara ayah dan anak mba… Ajak main, jalan2, cerita dsb… InsyaAllah dengan begitu si anak gak akan kekurangan kasih sayang si ayah. Telpon saat jauh jg bisa mengobati rindu si anak tapi seringkali anak malas kl tlp berlama2.
Tambahan:
Diaplikasikan dalam bercerita mba selipkan cerita yang berperan banyak menghadirkan sosok ayah
Ayah yg kelak jd cinta pertamanya anak gadis
Ayah yg kelak jd idaman dan laki2 pertama yang jadi idola dihidup anak gadisnya
Waaaa jd inget bapakku😭🥺

Kesimpulan yang bisa say ambil saat diskusi kelompok 4 adalah Siapa saja bisa mengambil peran untuk mewujudkan adanya sosok Ayah dalam dirinya. Walaupun bukan Ayah kandung. Paman, keluarga lingkungan dan kepedulian aekitar yang bisa menjadi penyelamantnya. ,,,