Jika kamu seorang polisi lalu lintas, kemudian lampu lalu lintas di perempatan mati. Kamu bertugas untuk mengatus lalu lintas di jalan tersebut. Tiba-tiba, dari arah yang berbeda-beda, ada mobil ambulan, mobil pemadam kebakaran, dan mobil pembawa jenazah. Ketiganya pun sedang bertugas. Manakah yang akan kamu beri jalan duluan. Ambulan yang membawa orang sakit dan sekarat, mobil pemadam kebakaran yang harus memadamkan kebakaran di sebuah perkampungan, atau mobil jenazah yang menuju pemakaman??
Pertanyaan itu, saya dapatkan saat membaca majalah bobo saat saya SD. Anak seusia saya diajak untuk berpikir dan berempati.
Dan belum lama ini, saat berada di lampu merah saya bertemu dengan pemandangan serupa. Hanya saja, tidak semua kendaraan itu. Hanya mobil jenazah. Mobil tersebut datang dari arah seberang. Pengantar jenazah membunyikan klakson dengan nyaring. Mereka meminta pengendara di depannya yang sedang menunggu lampu merah segera maju menerobos lampu tersebut. Beberapa pengendara lain, menghadang pengguna jalan dari arah sebaliknya, supaya diberi kesempatan jalan.
Sebenarnya, ini pemandangan yang biasa terjadi. Entah apakah di seluruh Indonesia atau hanya di Balikpapan saja. Hati saya tergelitik saat melihat pemandangan ini. Apakah perlu diutamakan? . Bukankah yang di dalam mobil jenazah sudah tidak bernyawa. Belum lagi pengantar jenazah yang tidak menggunakan perlengnkapan helm. Kita tidak bisa memastikan, mereka akan selamat sampai pemakaman kan đź¤.
Jika dihadapkan hanya pada mobil pengantar jenazah, mungkin kita bisa mengutamakan perasaan. Agar tetap memberi jalan pada mereka yang berduka. Tapi jika dihadapkan pada tiga kendaraan penting yang saya sebutkan sebelumnya.
Hmmm,
Mungkin saya akan memilih pemadam kebakaran. Karena bisa saja, ada banyak korban jiwa yang harus diselematkan. Tidak seperti mobil ambulan atapun mobil jenazah. Pilihan saya sejak SD memang tidak berubah. Tapi, entah saat akan dihadapkan langsung dengan kejadian nyata. Entahlah.