Jelajah Kota Sangatta : Pantai Kenyamukan

Menjelang akhir tahun ini, suami mengajak kami liburan tipis-tipis ke kota Sangatta, KuTim. Sebenarnya kami tidak terlalu antusias, karena masih di masa pandemi. Namun, tak tega juga membiarkan suami berangkat ke Sangatta sendirian. Apalagi kalau bukan karena ingin memancing.

Kamipun izin dulu pada paman dan bibi yanv tinggal di sini. Apakah kami diizinkan berkunjung. Bagaimana suasana di sana dan lain-lain. Paman tentu saja antusias tau kami berniat datang. Beliaupun mengizinkan. Tapi kami langsung menjabarkan rincian yang tidak akan kami lakukan. Salahsatunya keluyuran di keramaian dan berusaha tetap mematuhi protokol kesehatan.

Dari Balikpapan, kami berangkat pagi hari. Banyak tujuan yang harus kami penuhi sebelum ke Sangatta, salahsatunya ke rumah mama mertua. Setelah dzuhur, barulah kami segera menunju kota Sangatta.

Perjalanan, ternyata masih terasa jauh. Padahal kami sudah percaya diri tak akan terasa lama. 🤦🏻‍♀️

Jalan berliku, tanjakan dan turunan jadi menu paling digemari 😂

Namun, beberapa jebakan (baca: jalan berlubang) ternyata masih banyak. Mungkin lebih banyak.

Setahun sudah kunjungan terakhir saya dan keluarga ke kota ini. Tidak terlalu banyak perubahan yang signifikan. Pepohanan masih jadi pemandangan yang paling mendominasi. Dan itu sangat menyenangkan untuk saya.

Hari Jumat pagi, adalah jadwal suami memancing bersama teman-temannya. Maka, sayapun mengantarnya ke Pantai Kenyamukan. Jika dibandingkan dengan pantai di Balikpapan, tentu lebih bagus di Balikpapan. Namun pantai Kenyamukan memberikan kesan tersendiri.

Jalan pulang / menuju ke pantai Kenyamukan. Masih sepi dan lengang.

Bagian pojok pantai, ada jembatan untuk kapal-kapal nelayan. ya, pantai ini biasa jadi tempat berangkat dan pulangnya para pamancing. Masyarakat yang berkunjung, bisa bersantai di jembatan. Pemancing yang ingin memancig pinggiran pun bisa memilih spot jembatan ini.

Pohon-pohon bakau sangat dekat dengan tepi pantai.

Kapal yang bersandarpun sangat banyak. Cinta dan Rangga sangat antusias melihat keberangkatan papahnya.

Karena kedatangan kami sesaat sebelum air surut, pantainya masih sangat basah. Jadi jika anak-anak mau bermain pasir, masih kurang enak. Dan lagi, batas pasang air langsung ada dinding. Bisa dibilang garis pantainya agak pendek.

Tinggalkan komentar