Setelah beberapa waktu menikmati pemandangan hijau selama di dalam hutan kupu-kupu cekatan, kali ini kamipara ulat mampir sejenak di Danau Cermin. Udara yang sejuk dan hembusan angin membuat tubuh dan pikiran ini merasa santai. Ahhhhh, nikmatnya.
Saking bersihnya danau cermin, saya bisa melihat pantulan diri adi atasnya. Biar tidak terlalu terbuai, sayapun mengecek isi keranjang bekal yang saya bawa selama ini.
Alhamdulillah, saya berada di keluarga yang suka berbagi. Sumber makanan utama sayadalam belajar manajemen waktu saya dapatkan secara penuh di grup keluarga manajemen waktu domestik.
Makanan utama yang saya dapatkan adalah:
- Teknik Manajemen Waktu
- Manajemen Waktu Ibu Rumah Tangga
- Bullet & Journal
- Jurnal Syukur
- Braindump
- Podomoro
- Pembagian Waktu Sesuai Ritme Keluarga
- Manajemen Waktu dalam Islam
- Go Live : Kenapa Ibu Ranah Domestik Perlu Manajemen?
- Go LIve : Tahapan dalam Manajemen Waktu
- Go Live : Mengatur Aktivitas Haarian di Rumah dengan Bullet Jurnal
- Go Live : Rahasian Menejemen Waktu Rasulullah
Saya sengaja tidak menikmati cemilan lain karena takut kekenyangan. Tapi ternyata saat memberikan potluck untuk beberapa teman, saya malah ikut menikmati cemilannya. Kemudian ada juga Cara Membuat Desain FLyer Menarik dengan Canva . Dan yang tertakhir kumpulan resep dari IP ASIA. meskiyang buku resep belum juga dieksekusi hingga sekarang.
Lalu ada beberapa pertanyaan yang perlu saya jawab sebagai refleksi belajar saya ditahap ini.
Alhamdulillah, makanan yang saya dapat selama menjelajah di hutan pengetahuan sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada di peta.
Mana yang lebih banyak di dapat? Makanan utama atau cemilan? Karena saya menggunakan kacamata kuda *halah* , makanan utama memang menjadi fokus utama. Di sini, saya sekaligus belajar bagaimana memanajemen waktu saya. Jika terlalu menikmati cemilan, maka akan ada waktu saya yang dikorbankan. Entah untuk makanan utama atau keluarga saya.
Dengan mengatur waktu tersebut, saya pun bisa mengatur emosi dan menata hati. Saya jadi lebih bahagia. Apa yang saya lakukanpun bisa mencapat tujuan harian yang saya buat. Strategi belajar yang saya lakukanpun saya anggap berhasil.
Meski begitu, ada banyak yang harus saya tingkatkan lagi. Terutama soal konsistensi. Jujur saja, ada kalanya saya merasa “malas”. Walau berusaha tidak menskip journalling, saya tetap butuh sering melihat peta belajar agar makin bersemangat lagi.