Pekan pertama di tahap kupu-kupu pun tiba. Tahapan yang sejak lama sudah bikin saya deg-degan. Kenapa? Karena progran mentor dan mentee. Menjadi mentee sih asyik ya, karena kita kan belajar. Tapi kalau jadi mentor saya masih jauh dari percaya diri. He-he.
Alhamdulillah, di pekan ini kami semua masih di fokuskan mencari seorang mentor. Sejak awal postingan menjadi mentor muncul, saya sudah bolak balik scrolling. Ada satu nama yang sudha klik di hati. Namun, hati saya yang lain bertanya “bener nih? Jangan sampai ganti-ganti mentor lho!”
Ketika jurnal pekan sau di buka, dan kami mencari lagi mentor yang sesuai saya langsung membuka peta belajar saya. Tujuan pertama saya belajar di kelas BUnda Cekatan ini adalah bisa mengatur waktu, sehingga lebih bahagia menjalankan peran sebagai ibu, istri dan perempuan. Kalimat “lebih bahagia menjalankan peran sebagai ibu, istri dan perempuan” menjadi fokus saya. Dan tantangan 30 hari lalu, saya fokusmenjalankan tantangan melakukan kegiatan bersama anak. Kegiatan yang paling banyak adalah di dapur.
Maka, sayapun mengajukan diri menjadi mentee mbak Melinda. Awalnya agak ragu karena mbak mel adalah teman satu regu dan satu regional. Tapi saya sering melihat postingan mbak mel mengenai kegiatannya di dapur bersama anak-anak. Perasaan bahagiannya selalu sampai ke saya.
Alhamdulillah, mbak Mel menerima saya menjadi mentee. Kamipun melanjutkan obrola via chat mentorship. Mengatur waktu dan mulai membicarakan langkah-langkah awal. Saya juga mendapatkan pencerahan bahwa kegiatan di dapur bukan sekadar memasak. Tapi juga melatih mpotorik anak-anak.
Padahal akhir pekan ini saya ingin segera mengeksekusi salah satu resep yang disarankan mbak mel. Qadarullah, ada kegiatan lain yang harus segera kami kerjakan.
