Di pekan kedua ini, saya kembali “dipaksa” untuk tampil lebih percaya diri lagi. Bercakap-cakap dengan orang lain secara intens di luar zona nyaman saya. Meski mentor saya adalah orang yang cukup saya kenal dekat dan sering berkomunikasi melalu chat, ternyata saya merasa berbeda di program ini.
Kenapa? Karena kami melakukan percakapan secara intens melalui messanger Facebook. Terasa lebih profesional. Chat mentoringpun fokus kami lakukan di messanger.
DI akhir pekan lalu, saya dan Cinta praktek bersama membuat jaring laba-laba. Ternyata hasilnya tidak seperti yang saya harapkan. Sayapun segera curhat pada mentor saya. Setelah ditilik, ternyata saya menggunakan resep yang tidak tepat. Karena itu, mentor meminta saya memberikan tiga resep yang paling ingin saya buat. Nantinya mentor akan mengulik, apakah resep tersebut sudah sesuai.
Tiga reseppun saya sodorkan. Resep roti pisang banjar, terang bulan mini, dan cookies oatmeal renyah. Resep pertama yang saya eksekusi adalah roti pisang banjar.
Jika roti pisang biasanya menggunakan cetakan yang berukuran sedang, kali ini saya menggunakna cetakan palinhh kecil. Yang biasa pakai pakle-pakle salome telur :D. Kenapa? karena saya “trauma” dengan cetakan bingka yang sampaisaat inimasih lengket jika digunakan. Selain itu, ukuran yang mini juga membuat Cinta jadi ekstra hati-hati menuangkan adonanya. Begitu roti pisang selesai dibuat, dalam sekejap roti pun habis di lahap kami yang di rumah. Ha-ha.
Sayapun segera menunjukkanhasilnya pada mentor. Dengan bangga saya menunujukkan pencapaian saya di pekan ini.

Saat menuang dan membalik kuenya Cinta tidak hanya melatih motoriknya. Iapun berlatih beraabar. Dan tentu saya juga berlatih bersabar menunggunya.
Di pekan inii pula, saya baru tahu melalui mentor kalau oven listrik tidak seboros yang saya bayangkan. Selama ini, saya selalu ragu-ragu setiap ingin menggunakannya.
Karena pekan ini ada agenda dadakan. Maka, reseplain yang saya setorkan tidak bisa segera saya praktekan.
