Pekan 8 di Hutan Kupu-Kupu : Rasanya…..

Ternyata saya dan kupu-kupu lain sudah berada di pekan ke 8 hutan kupu-kupu. Program mentoringpun usai sudah. Rasanya tidak menentu. Hehe. Sejujurnya, pekan ini agakshock, karena saya sudah mengalirkan rasa pada mentor saya. Namun, saya memang belum berpamitan. Kali ini sayapun berpamitan di chat facebook. Tapiiiii, saya juga izin untuk tetap belajar meski program mentoring dan kelas bunda cekatan sudah usia.

Dari tahap awal hingga akhir ini, program mentoring sangat berkesan bagi saya. “Ilmu yang saya pilihpun, karena awalnya “balas dendam”, saat ini malah membuat kami semua ketagihan.

Lanjutkan membaca “Pekan 8 di Hutan Kupu-Kupu : Rasanya…..”

MoMaMi Tooth & Gum : Tissue Basah Khusus Mulut Anak

Buat saya, anak pertama adalah sumber pelajaran pertama yang begitu berharga. Kesalahan-kesalahan yang saya lakukan dalam perjalanan mengasuh anak pertama, membuat saya selalu mengevaluasi diri.

Misalnya menghadapi karriesr atau gigi anak yang mulai rusak. Saat Cinta bayi, saya memang tidak rutin membersihkan area mulutnya. Dari usia 0-6 bulan, saya membersihkan area mulut menggunakan sukat gigi silikon yang diselipkan ke jari. Itupun sesekali sering lupa. Memasuki usia 6 bulan, saya tidak langsung mengenalkannya pada sikat gigi anak biasa. Pikir saya, semakin besar Cinta akan semakin paham pentingnya membersihkan area mulut.

Lanjutkan membaca “MoMaMi Tooth & Gum : Tissue Basah Khusus Mulut Anak”

Pekan ke Tujuh di Tahap Kupu-Kupu : Ekspresikan Warnamu

Setelah pekan lalu temu kangen bersama mentor dan teman mentee lainnya, pekan ini saya malah dikirimi resep oleh mentor saya. Resep dari buah pisang.

Namun, bukannya mengeksekusi resep tersebit, saya dan Cinta malah berselancar mencari reaep cup cake.

Lanjutkan membaca “Pekan ke Tujuh di Tahap Kupu-Kupu : Ekspresikan Warnamu”

Menscup By Organic Cup

Menstrual cup atau biasa dikenal dengan menscup, beberapa tahun belakangan lebih dikenal perempuan. Saya mengetahuinya baru di tahun 2016, lewat obrolan grup komunitas. Sebelumnya, sejak tahun 2014 saya sudah beralih dari pembalut sekali pakai ke pembalut kain.

Saat itu, yang menjadi dasar pindahnya karena saya sering iritasi. Jadi biasanya dalam sekali atau dua kali periode saya akan berganti merek. Kemudian saya yang saat itu sudah resign, tentu berpikir harus lebih hemat, ha-ha. Pembalut kain, bisa saya gunakan bertahun-tahun.

Lanjutkan membaca “Menscup By Organic Cup”

Pekan ke Enam di Tahap Kupu-Kupu : Berjumpa Lewat Dunia Maya

Alhamdulillah, kondisi mentor saya pekan ini sudah mulai membaik. Saya dan mentee lainnya, mbak Renny, sepakat untuk temu kangen lewat video. Kami pun saling bertukar kabar dan bercerita mengenai progres dan keinginan kita di pekan ini. Unek-unek yang mengendap selama ini pun bisa disampaikan.

Saat wajah-wajah muncul di layar handphone, bahagia sekalirasanya. Sudah terlalu lama kami tidak bertemu. Kami tidak hanya membahas mengenaimentorship, tapi juga banyak cerita selama kami jarang berkomunikasi.

Lanjutkan membaca “Pekan ke Enam di Tahap Kupu-Kupu : Berjumpa Lewat Dunia Maya”

Lingkungan Pertemanan Menentukan Pola Pikirmu

Semakin lama, lingkaran pertemanan akan semakin mengecil. Yang sefrekuensi yang akan bertahan bersama-sama.

Kalimat seperti itu sudah sering saya dengar. Dan saya juga membuktikannya. Dulu yang yang sangat akrab saat sekolah, saat ini berkomunikasi sebulan sekalipun belum tentu. Lingkungan pertemanan saya saat ini ada di komunitas FormASI Balikpapan dan Ibu Profesional Balikpapan Raya. Di mana para perempuanya “sibuk” memantaskan diri, belajar, berbagi dan berkarya. Sedang sahabat sekental ingus saya saat ini yang tersisa hanya dua saja. Ibu saya yang sejak SMA selalu saya anggap sahabat. Serta suami yang beberapa tahun ini hadir melengkapi kehidupan saya.

Lanjutkan membaca “Lingkungan Pertemanan Menentukan Pola Pikirmu”

Pekan ke Lima di Tahap Kupu-Kupu : Evaluasi Sendiri Dulu

Pekan ini, saya masih belum berani menghubungi mentor saya secara aktif. Karena kondisi beliau yang masih naik dan turun. Dalam pekan ini, saya hanya berani menghubungi satu kali. Itupun hanya menanyakan kabar beliau.

Saya memilih menunda dulu, sampai kondisinya benar-benar pulih.

Dipekan ini, saya dan anak-anak kembali praktik membuat cemilan yang sederhana dan bahannya sudah tersedia di rumah. Apakah itu? Kurma coklat, he-he. Ide ini muncul saat saya melihat dua jenis kurma masih bertengger di dalam kulkas. Hmm, dibuat susu kurma sih sering, tapi ya gak habis-habis juga.

Lanjutkan membaca “Pekan ke Lima di Tahap Kupu-Kupu : Evaluasi Sendiri Dulu”

Demi Mental yang Sehat

Kebanyakan dari kita sudah merasa jenuh dan lelah menghadapi pandemi. Bagaimana tidak, banyak aktivitas yang jadinya terbatas. Untuk jiwa-jiwa ekstrovert, tentu ini berat. Lebih berat dari rindunya Dilan ke Milea. Tapi untuk yang introvert macam saya. Ya biasa aja. Memang, saya akui saya sedikit tidak nyaman karena tidak bebas beraktivitas bersama anak-anak di luar. Seperti taman, pantai atau wisata edukasi yang biasanya kami kunjungi.

Walaupun saat ini saya mulai berdamai dengan keadaan (tapi tidak melupakan protokol kesehatan) saya kerap sedih melihat anak-anak yang rindu bermain di luar tanpa rasa khawatir. Beberapa kali, kami mengurungkan niat ke taman karena tamannya ramai sekali. Padahal sudah tinggal cari parkiran.

Lanjutkan membaca “Demi Mental yang Sehat”

Pekan Ke Empat di Tahap Kupu-Kupu : Ini Tantangannya

Di pekan ke empat ini, saya menantang diri untuk mencari resep-resep sederhana yang bisa saya eksekusi bersama anak-anak. Pembuatan tidak ribet dan bahannya jua mudah di dapat.

Sayapun mengutarakannya pada mentor, dan seperti sebelumnya mentor selalu memberikan apresiasi yang membuat saya bangga pada diri saya sendiri. Ha-ha.

Lanjutkan membaca “Pekan Ke Empat di Tahap Kupu-Kupu : Ini Tantangannya”