Review Pure Air Fyer Pero

Sudah sejak lama saya menginginkan salah satu kitchen gadget air fyer, harganya yang tiudak murah, membuat saya cukup lama mempertimbangkannya. Seperti orang-orang rumah yang anti jika makanan tertentu tidak digoreng (misal di rebus). Kemudian, daya listrik yang cukup besar juga sangat berpengaruh.

Ketika airfyer mito berseliweran di media sosial saya makin tergoda. Apalagi anak-anak sangat suka makan french fries. Saya berharap mereka bisa mengurangi semua yang digoreng. Setelah menabung cukup lama, lah kok malah gk kebeli lagi. Apalagi saya masih galau soal warnanya yang hanya putih dan mint.

Suatu hari saya melihat postingan salahseorang beauty creator @yuliafirstian, yang membagikan dia membeli airfyer dan oven listrik merk Pero. Yang membuat saya tergerak, ia membeli kedua kitchen gadget tersebut tidak sampai 1 juta rupiah. Murah banget kan.

Sayapun mengecek official Pero di market place. Ternyata sedang diskon. Sayangnya, warna yang tersisa hanya hijau emerald-gold. “Ya gak apa-apa warnanya hijau. Bagus juga kok,” kata ibu saya. Tapiiii, sebagai pencinta warna hitam, wajib hukumnya untuk mencari warna hitam dulu. wkwkwkw

Alhamdulillah, saya berjodoh dengan Pero warna hitam. Sellernya pun di Balikpapan. Saya dengan mudah membelinya secara langsung.

KAPASITAS

Jujur saja saya terkejut dengan kapasitanya yang 1 liter. Ternyata kecil banget yaaakk!!!! Tapi katanya si mbak Seller “Kalau cuma mbak yang pakai, saya rasa cocok kok mbak. Kecuali dipakai masak untuk makanan satu rumah. Nah, segini kurang,” katanya. Iya juga sih.

DAYA

Untuk beberapa airfyer yang saya lihat, daya 700 watt sangat kecil. Meski Mitto masih lebih kecil lagi ya.

SETELAH PEMAKAIAN

Percobaan pertama, saya “menggoreng” singkong frozen. Entah karena masih dalam keadaan beku, saya masukkan dengan suhu 180 derajat, singkong tidang juga kering. Malahan rasanya seperti di kukus saja.

Percobaan kedua saya menggunakan kentang mentah. Tidak berubah sama sekali. Rasa rasa matangpun tidak.

Percobaan ketiga, saya menggunakan tempe dengan suhu 200 derajat. Masih belum juga garing. Padahal ekspetasi saja tempenya akan kriuk (karena postingan teman saya seperti itu).

“Udah deh, mungkin ini buat ngagetin sisa gorengan aja” kata ibu.

Saat mendengar hal tersebut saya cukupsedih. Masa cuma buat manasin. Ha-ha. Akhirnya setelah 5 kali percobaan, barulah saya memahaminya. Pero memiliki watt yang cukup rendah. Untuk itu, waktu yang diperlukan jadi lebih lama. Suhunya juga tidak bisa sesuai saran yang ditulis di boxnya. Penting memang memahami kitchen gadget milik sendiri.

Jadi, jika Anda ingin memiliki air fyer, list dulu kebutuhannya. Karena watt besar tentu akan mempercepat kerja kita di dapur juga kan. Suhu pun lebih cepat panas. Jadi selain harga murah, pertimbangkan juga waktu yang akan digunakan untuk menggunakannya.

Namun. hararpan saya semoga saja Pero ini awet.

Tinggalkan komentar