Menjadi ibu, boleh jadi tidak ada sekolah resminya. Tapi, bukan lantas ibu berhenti untuk belajar kan? Saya yakin, setiap perempuan memiliki insting menjadi ibu. Insting untuk belajar dan berkembang, agar keluarganya bahagia. Duh, belajar melulu. Capek! Udah cukup deh belajar di sekolah dulu. Eits, belajarnya para ibu saat ini bukan seperti saat sekolah dulu. Materi, materi, materi, ujian, dan hasil.
Saya masih ingat saat belum menikah dan bekerja di ranah publik, bagaimana para perempuan yang saya temui selalu mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Mereka belajar, meskipun sibuk berusaha untuk tetap bisa membagi waktu untuk keluarganya. Secara insting, perempuan-perempuan ini mengupgrade diri mereka.
Saat berada di lingkungan yang suka belajar. Kitapun akan otomatis ikut belajar. Saya, saat berada di komunitas yang mendukung ibu menyusui, secara tidak sadar banyak bertanya bagaimana dan apa saja yang mereka hadapi dalam perjalanan menyusuinya. Tanpa paksaan, saya pun belajar bagaimana jika nanti saya menyusui bayi, apa yang harus saya siapkan saat memutuskan untuk menjadi ibu menyusui yang bekerja di ranah publik.
Saya pikir, dulu saya bisa belajar saat masih single. “Dah, lah kapan lagi saya bisa menyerap banyak materi. Kalau sudah punya anak pasti saya bakal sibuk sama pekerjaan rumah dan keluarga”. Nyatanya saya masih mau belajar dan berusaha meningkatkan kapasitas diri di Ibu Profesional. Mungkin, buat sebagian orang buat apa lagi ibu belajar. Tapi, ya itu insting belajar ternyata tidak bisa hilang. Ibu bisa memilih untuk meneruskan belajar atau mengabaikan insting tersebut.
Ibu yang mau belajar, tentu saja memberi dampak. Untuk dirinya sendiri, keluarga kemudian lingkungannya. Ibu belajar akan berkarya, berdaya dan berdampak. Bagi saya, belajar itu seperti memberi kepuasan batin yang tidak terhingga. Bangga sekali jika saya bisa menikmati proses belajar dan mendapatkan hasil yang memuaskan versi saya.
Tak apa, jika ibu butuh waktu lebih lama dalam belajar. Tak apa jika ibu ingin istirahat sejenak. Nikmati saja waktu belajar masing-masing. Karena setiap dari kita, punya rute yang tak sama.
