Melanjutkan cerita pengalaman berKB. Setelah kehamilan pertama aku dan suami memutuskan KB pil, di kehamilan kedua aku sudah berencana untuk menggunakan IUD. Suami tentu saja mengikuti keputusan istrinya. “Gak masalah itu benda di masukkan dalam situ,” tanya suami meyakinkan. “Nanti kita konseling dulu,” jawabku.
Jika sebelumnya aku hanya berbekal pengalama ibu dan mbak ika, kali ini aku mulai mencari tahu sebanyak-banyaknya. Banyak teman yang ku interogasi mengenai penggunaan IUD. Tak ada satupun yang memberikan cerita negatif tentang IUD ini. “Aku lho, gak pernah halangan. Paling flek dikit 3 harian. Jadi bisa gas setiap saat, ha-ha,” kata seorang teman.
Tapi aku malah mendapatkan cerita sebaliknya saat bertanya pada tante dan tetangga-tetangga yang pernah menggunakan IUD. Kebanyakan mengaku volume darah cukup banyak saat menstruasi. Ibuku juga termasuk yang mewanti-wanti menggunakan IUD. Karena menurutnya tidak aman. Dan pengalaman sebagai kader dulu banyak cerita-cerita negatif soal IUD. Sebenarnya yang menambah seram adalah pengalaman IUD satu orang, tapi 10 orang yang menceritakan kembali seakan-akan itu kisah mereka. Jadi kayak ada 11 orang yang punya pengalaman negatif soal IUD.
Saat hari H pemasangan IUD, aku dan suami dikonseling dulu oleh Bidan Neny. Jadi gak ujuk-ujuk pasang. Bidan Neny menjelaskan perlunya berKB. Bukan hanya IUD. Setelah mantap dengan IUD, bidan Neny kembali menjelaskan plus minusnya IUD. Dari yang aku pahami,
- Volume darah haid setiap perempuan tidaklah sama. IUD bisa mengurangi atau menambah jumlah volume tersebut.
- IUD adalah benda asing. Tentu saja, tubuh perlu penyesuaian. Ada yang menolak ada yang menerima. Rasa tidak nyaman di tubuhpun, tergantung toleransi rasa sakit masing-masing.
- IUD bisa digunakan dua – 5 tahun.
- Setiap tahun bisa dilakukan pemeriksaan, terutama saat keluhan.
Nah, soal volume darah inilah yang sering menjadi permasalahan. Menggunakan pembalut sekali pakai lebih dari tiga dalam sehari dianggap sebagai pendarahan oleh sebagian orang. Dan tentu saja, membuat gak nyaman ya. Padahal, pembalut sekali pakai berbeda dengan menscup. Mungkin untuk tahu itu volumenya sangat berlebihan perlu ditakar, biar hasilnya pasti.
Sedangkan pembalut sekali pakai, cara kerjanya mirip pospak. Semakin basah, semakin berat. Padahal beratnya sendiri belum tentu karena banyaknya volume darah.
Efek yang aku rasakan saat menggunakan IUD diantaranya :
- Tidak menstruasi. Ini berlangsung tidak sampai 1,5 tahun. Jika dulu, aku segera menstruasi karena lepas PIL, tidak dengan kali ini. Bisa jadi efektivitas menyusui menghambat menstruasi yang sudah berkurang.
- Tidak mudah lapar. Ini tentu saja yang paling aku suka. Karena hormon mulai muncul saat menstruasi tiba. Saat tidak menstruasi, aku mampu mengendalikan keinginan makan dan makan.
- Tidak memunculkan flek diwajah secara berlebih. Seperti exluton, IUD tidak memberikan efek yang berat pada kulit.
- Volume darah saat menstruasi, normal. (
Untuk sebagian orang, ada yang merasa terganggu saat berhubungan seksual. Tapi Bidan Neny memberikan beberapa tips untuk menghadapinya. Bidan Neny sendiri sudah cukup lama menggunakan IUD. Dan alhamdulillah, tidak ada keluhan berat.
Sebentar lagi, rencananya IUD akan dilepas. Dan akan digunakan lagi jika waktunya tiba.