Kelas Persiapan KLIP : Free Writing, Perlu Konsisten

Duh, aku bingung mau nulis apa!

Ini kayaknya gak layak di post deh!

Kalau nulis ini ada yang baca gak ya?

Siapa yang pernah kepikiran seperti saat ingin konsisten menulis. Aku pernah (dan kadang masih sering seperti itu). Aku pernah juga, mencoba menjadwalkan tema tulisan yang akan aku post. Nyatanya, baru beberapa kali post mandeg, karena bingung mau nulis apa lagi. *pijet kepala*

Jumat, 4 Februari 2022 lalu member KLIP kembali berkesempatan belajar bersama Teh Shanty Dewi Arifin dengan tema Free Writing. Apa sih free writing itu? Free writing adalah teknik menulis di mana seseorang menulis terus menerus untuk jangka waktu tanpa memperhatikan ejaan, tata bahasa atau topik. Prinsip dasar free writing adalah 15 menitan sehari, menulis cepat, tidak dibaca orang lain, dan tanpa aturan.

Lalu apa manfaat yang bisa kita dapatkan dari free writing? Ternyata ada banyak. Kita bisa mengenali diri, mengembangkan draf, latihan menulis, ketenangan jiwa, brainstorming, dan mengatasi writer block.

Tanpa aku ketahui, ternyata selama ini aku sering menerapkan free writing. Bedanya aku tetap mempost tulisan yang aku buat. *ketawa getir*. Tapi karena mengikuti materi ini, aku tidak jadi melakukan kesalahan. Sesaat sebelum materi, aku menumpahkan kekesalanku akan sesuatu. Sudah diedit dan siap di post. Setelah mengikuti materi teh Shanty, akupun makin sadar kalau yang post itu hanya untuk menumpahkan kekesalanku. Maka aku urungkan dan kubuat tulisan yang lain untuk di post. Meski tak tahu, apakah bermanfaat atau tetap curhat.  

Teh Shanty menyarankan untuk pembiasaan, kita perlu menyiapkan waktu 15 menit untuk free writing. Dengan begitu kita bisa mengetahu perkembangan tulisan kita dari hari ke hari. Lalu untuk menerapkan freewriting apakah harus menggunakan tulisan tangan atau di ketik? Keduanya punya kelebihan dan kekurangan.

Dengan menulis tangan kita lebih fokus, lebih pelan, lebih mudah diingat, lebih meningkatkan kreativitas, lebih mengalir dan sulit di edit. Sedang dengan mengetik mudah diukur jumlah katanya, mudah diedit, bisa banyak typo dan godaan untuk backspace memperbaiki kata.

Hmmm, tampaknya aku mau mencoba dengan menulis tangan. Semoga juga bisa konsisten free writing setiap hari.

Tinggalkan komentar