Pakeeet
Apakah tampak menyenangkan ketika mendengar kata-kata itu? Kebanyakan akan kegirangan mendapatkan notifikasi paket dari kurir. Tapi ada juga yang deg-degan. Takut dimarahin suami karena kemarin sudah ada paket yang datang. Atau tidak enak sama tetangga, karena sering dititipin paketan pas tidak ada di rumah. Atau semua pernyataan itu benar. Ha-ha.
Apappun yang kita check out dari keranjang belanja market place, pasti tidak sabar kita nanti. Aku termasuk yang beruntung, selalu bertemu kurir yang baik dan penyabar. Apapun ekspedisinya.
Pernah, dulu sekali ada kejadian tidak enak. Notifikasi dari toko online, paketnya sudah diterima oleh seseorang yang namanya tidak kukenal. Aku cek ke teras, tidak ada paket yang tergeletak. Tanya ke tetangga sebelah kanan yang juga keluargaku, tidak ada. Tanya tetangga kiri, juga tidak ada. Awalnya aku pikir, keluarga dari tetangga yang menerima. Namun yang punya rumah tidak tahu. Esok harinya paket tersebut belum menunjukkan keberadaannya. Karena perasaan tidak enak, akupun mencoba menelpon call centre ekspedisi. Dan menanyakannya. Aku juga menjelaskan, kalau di sekitar rumahku tidak ada nama tersebut. Tak menunggu lama, kurir ekspedisi tersebut datang ke rumah mengirimkan paketku dan meminta maaf. Karena ternyata ia mengirimkan paket ke rumah yang berbeda RT denganku. Paketnya sih utuh. Belum dibuka sama sekali.
Lucunya, aku malah pernah dibuat kesal oleh petugas call centre sebuah ekspedisi. Saat itu keterangan paketku tidak bergerak. Setelah lewat batas waktunya, status paket berubah menjadi Gudang HUB. Akupun menelpon call centre dan menanyakannya. Ternyata website mereka sedang bermasalah. Sehingga tidak bisa memberitahukan status paket.
“Mbak, saya Cuma mau tahu kok. Gudang HUB itu lokasinya di mana? Apakah di cargo bandara atau di gerai? Kalau di gerai, saya mau coba cek langsung saja, kebetulan dekat rumah,” kataku dengan nada ramah.
“Maaf bu, kami sedang ada kendala. Jadi tidak bisa memberi tahukan di mana paketnya,” jelas si petugas.
“Iya mbak. Yang saya tanya posisi Gudang HUB itu di mana,” tanyaku kembali.
“Maaf bu, kami sedang ada kendala. Jadi tidak bisa memberi tahukan di mana paketnya,” jelas si petugas.
Aku terdiam sejenak. Mencoba menelaah, apakah kalimatku tidak jelas. Sampai pertanyaan ke empat, jawaban petugas masih sama. Duh, agak mulai bikin emosi nih.
“Mbak, coba didengar dulu pertanyaan saya. Dari tadi yang saya tanya tu Gudang HUB itu posisinya di mana? Cargo bandara atau gerai,?” tanyaku lebih pelan dengan nada sengaja di ramah-ramahkan padahal agak gemas.
“Oh, di bandara bu,”
“Baik terima kasih,” KLIK.
AKupun memutuskan untuk menghubungi customer service via WA dan DM Intagram. Yang kupermasalahkan bukan paketnya. Tapi petugas yang tidak memberikan solusi. He-he. Tak sampai satu jam, paketnya sampai di rumah. Ha-ha. Entah karena memang sudah di gerai atau makin cepat karena komplenanku.
Yyang dapat kusimpulkan, jangan ragu untuk menghubungi call centre jika ada kendala. Yang penting gak pake marah-marah. Karena kalau marah, belum tentu mereka bisa kasih solusi juga. Dari pada energi habis marah-marah kan.