Di kehamilan kali ini, aku cukup galau memilih dokter kandungan. Dua kehamilan sebelumnya, aku selalu berkunjung ke dr Rachmat Nugroho, Sp.OG di RS Ibnu Sina. Alasan utamanya karena jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Tapi dokter Rachmat punya penggemar yang sangat banyak. Dan menurut keterangan kakakku dan sahabatku, yang bekerja di RS daerah (dokter Rachmat juga,bertugas di RS tersebut), track reccordnya cukup baik.
Karena itu, penggemarnya sangat banyak. Menurut keterangan CS Ibnu Sina, pendaftaran dokter Rachmat dibuka dua jam sebelum jadwal praktenya. Tapi setiap aku datang tepat waktu, ternyata sudah banyak ibu hamil yang menunggu 1-2 jam sebelum waktu pendaftarannya. Saat pendaftaran dibuka, kita harus mengambil nomer antrian dahulu. Kemudian kita menunggu dipanggil untuk diperiksa tekanan darah, berat badan serta keluhan oleh asisten dokter. Setelah itu, kita harus kembali menunggu untuk dipanggil oleh dokternya.
Dokter Rachmat adalah dokter senior. Selalu ramah dan menjelaskan dengan rinci. Dua kali kehamilan diperiksa dokter Rachmat, aku tidak pernah mendapatkan moodnya yang jelek. Selalu bisa membuatku tenang dan menerima penjelasan dengan baik.
Nah, di kehamilan kali ini, aku ingin lebih mempersingkat waktu. Mengingat Rangga yang belum bisa betah dalam waktu lama disuatu tempat. Maka, akupun membuat janji konsultasi di GBS dengan dr. Tedy Teguh Satriadi, Sp.OG-KFM, dokter kandungan ahli fetomaternal. Di H-1 kunjungan, aku sempat ingin membatalkan janji dan mengunjungi dokter Rachmat. Qadarullah, asam urat suami kambuh. Sehingga sedikit kesulitan untuk berjalan. Dan tentu saja, akan kesulitan jika harus menjaga Cinta dan Rangga sambil menunggu panggilan dokter. Maka, di hari H, aku ditemani nenek.
Alasan utama memilih USG di GBS adalah karena dokter spesialis kandungan kali ini berbeda dengan dokter kandungan lainnya. Selain itu, hanya 10 ibu hamil saja yang diperiksa dengan jadwal yang sudah ditentukan. Jadi, jika harus menunggu tak akan terlalu lama. Dan karena aku sudah mengisi jadwal kunjungan 6 hari sebelumnya, aku mendapatkan urutan pertama. Memang kali ini aku harus menunggu lebih lama. Karena dokter sedang ada tindakan operasi mendadak.
Alhamdulillah, di kunjungan pertama ini, dokter Teddy tidak mengecewakanku. Beliau menjelaskan secara rinci, yang tidak pernah kudengar di kehamilan-kehamilan sebelumnya.
“Masih mual muntah?” tanya dokter Teddy.
“Masih dok. Tapi tidak separah saat Trisemester 1,” jawabku.
“Masih bisa makan?” tanyanya lagi.
“Alhamdulillah, masih dokter,” jawabku lagi .
“Kalau gitu, tidak perlu obat mual ya. Selama masih bisa makan, berarti masih aman,” tambahnya.
Usai bertemu dengan dokter Teddy, akupun memutuskan akan kembali berkunjung saat waktunya nanti. Mungkin tidak jadi kembali ke dokter Rachmat. Apalagi, aku berharap bisa kembali berjodoh dengan GBS dan Bidan Neny. Berkonsultasi dengan dokter Teddy, membuat rute perjalanan dan waktuku juga jadi lebih singkat dan terprediksi.