Pentingnya Peduli Kesehatan Mental Ibu Menyusui

Webinar Pekan Menyusui Sedunia 2022 FormASI Balikpapan

Pekan Menyusui Sedunia 2022 kali ini, disemarakkan FormASI Balikpapan yang berkolaborasi dengan Ibu Profesional Balikpapan Raya. Kali ini ada tiga webinar yang saling berkesinambungan. Meskipun temanya berbeda, tapi ketiganya saling melengkapi tugas kita sebagai orang tua.

Meski malam minggu, peserta tampak berbinar-binar mengikuti webinar kali ini. Webinar pertama ini, diisi oleh teh Shinta Rini, M.Psi, Psikolog. Bukan hanya psikolog, teh Shinta juga merupakan member Ibu Profesional Balikpapan Raya. Temanya adalah “Kesehatan Mental Ibu Menyusui”. Kesehatan mental saat ini, memang menjadi isu yang kerap menjadi perhatian. Dulu, bisa jadi banyak yang mengabaikan kesehatan mental seseorang. Apalagi, ibu menyusui sering kali mengalami perubahan hormon yang turun naik.

“Ibu yang bahagia, akan lebih bisa menjalankan perannya,” kata teh Shinta di awal webinar. Seperti yang kita ketahui, menyusui punya banyak manfaat. Secara umum, bukan hanya untuk bayi, tapi juga untuk ibunya, keluarga bahkan bangsa. Menurut penelitian, di Inggris bagian selatan resiko depresi berkurang 50% jika ibu menyusui bayinya. Hormon prolaktin yang keluar saat menyusui bayi, sentuhan skin to skin membuat ibu merasa damai dan tenang. Itu saja? Oh tentu tidak, masih ada banyak lagi manfaatnya.

“Bagi anak, usia 0-2 tahun itu adalah tahap secure attachment, dimana bayi mendapatkan rasa aman saat menyusui dan direspon dengan kasih sayang. Rasa aman ini, akan nenbentuk anak yang mencintai diri, mudah bersosialisasi, dan jiwa yang tangguh di usia anak-anak dan dewasa,” beber teh Shinta. Kontak fisik dan mata saat menyusui, ternyata juga menciptakan bonding yang positif dan menumbuhkan kepercayaan diri anak untuk mengembangkan kemampuannya dalam berbahasa, kognisi, motorik dan dan lain-lain.

“Dan tentu saja, bayi mendapatkan nutrisi terbaik untuk tumbuh kembangnya, daya tahan tubuhnya, kecerdasannya dan kesehatan fisiknya,” tambahnya.

Masalah-masalah yang kerap muncul bagi ibu menyusui, sering keli memengaruhi emosi ibu menyusui, Maka sangat penting bagi ibu menyusui untuk mengelola emosinya. Kenapa? Agar ibu bisa memahami, terhubung dan berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. Ibu bisa merilis emosi dengan lebih sehat dan adaptif. Kesehatan mental dan fisik yang baik, mampu menjalani peran dengan bahagia.

Dalam keseharian, ada situasi di luar kendali dan yang bisa dikendalikan. “Kata-kata yang menyakiti perasaan, abaikan saja. Kita punya kendali untuk menciptakan situasi itu,” ingat teh Shinta, Self compassion perlu dilakukan para ibu menyusui. “Cari lingkungan yang mendukung proses menyusui. Libatkan pasangan sebagai garda terdepan agar ibu merasaaman dan tenang saat menyusui,” kata teh Shinta.

Lalu bagaimana merilis emosi dengan sehat? Misal saat kondisi cemas,kita bisa melakukan rileksasi pernapasan. Tujuannya ketika mengalami emosi negatif, maka yang aktif adalah otak reptil. Biasa akan melawan dengan dengan kekuatan, akhirnya mencari pelarian diri. “Dengen merilis emosi tersebut, akan menenangkan otak reptil tersebut. Dengan kondisi tenang, kita bisa menyampaikan dengan tepat yang kita butuhkan,” jelasnya.

Teh sinta juga menambahkan, bahwa beberapa hal juga bisa dilakukan seperti menulis dan curhat kepada sahabat, membuat sesuatu atau memasak. “Ketika kita melibatkan tangan kita untuk mengalirkan sesuatu, sehingga merilis emosi kita” tambahnya.

Di webinar ini juga da hadiahnya lho, berupa lucky whell dan kuis yang bisa diikuti peserta, Tanggal 14 Agustus mendatang, webinar kedua akan dilakukan. Pematerinya adalah drg Alit Taqwim. Yups, kesehatan gigi dan mulut yang kerap diabaikan. Yuk, ikut webinar yang selanjutnya.

Tinggalkan komentar