Meski pekan Menyusui Sedunia 2022 sudah berlalu, tapi webinar garapan FormASI Balikpapan dan Ibu Profesional Balikpapan Raya masih berlangsung. Sabtu, 20 Agustus kemarin, para peserta sudah siap mengisi malam minggunya dengan menuntut ilmu.
Webinar pekan ke tiga ini memiliki tema Menggendong Membantu Melancarkan Proses Menyusui. Kok bisa? Bisa dong. Karena ternyata menggendong dan menyusui saling mendukung tumbuh kembang anak lho.
Yang menjadi pembicara adalah Mbak Malisa Sudirman atau biasa disapa Mbak Icha. Ibu dua anak ini, sekarang berdomisili di Tasikmalaya. Dari 2018 – 2020 mbak Icha menyelesaikan beberapa sertifikasi sebagai konsultan menggendong.
Mbak Icha memulai materi dengan menjelaskan pentingnya dari menyusui. Seperti ASI adalah hak bayi dan hak ibu untuk menyusui, ASI adalah nutrisi yang paling lengkap & penting dalam kehidupan pertama bayi, menyusui itu murah, mudah & alami, ASI dapat membantu menurunkan kadar kematian anak di bawah usia 5 tahun terutama di negara berkembang & negara terbelakang dan masih banyak lagi.
“Menyusui itu mudah tapi perlu dipelajari,” tegas perempuan berkacamata ini. Eits, tak hanya ibu saja. Sang ayah juga perlu untuk belajar bersama, agar bisa terus mendukung ibu dalam keberhasilan menyusui. Tadi malam mbak Icha juga memberikan contoh beberapa posisi menyusui yang bisa dipraktikkan saat menyusui.
Lalu mengapa menggendong itu penting? Ternyata bayi butuh digendong agar bisa merasakan aman dan nyaman dalam beradaptasi dengan dunia di luar rahim. Bayi yang sering digendong akan lebih sedikit menangis. Tak hanya itu, orang tua yang tidak menyusui bayi – ayah misalnya – tetap bisa membangun ikatan dengan anak melalui menggendong. Ditambah lagi menggendong bisa dilakukan dengan tangan kosong atau dengan alat bantu seperti gendongan ergonomis.
“Seperti halnya menyusui, menggendong juga mudah tapi harus dipelajari,” tambah Mbak Icha. Menggendong adalah salah satu metode pengasuhan turun temurun masyarakat Indonesia. Dari zaman dahulu kala, kita sudah terbiasa kan menggendong anak dengan jarik atau gendongan tradisional lainnya. Nah saat ini, perkembangan ilmu mengajarkan bahwa menggendong dengan posisi optimal yaitu M-Shape & Upright membawa lebih banyak manfaat dibandingkan menggendong posisi berbaring. Jika dilakukan dengan metode yang tepat dan menggunakan gendongan yang sesuai dengan usia bayi, menggendong bisa memberikan manfaat bagi bayi dan penggendongnya.
Untuk jenis gendongan yang ergonomispun ada banyak jenis. Di antaranya jarik, SSC, ring sling, woven wrap, stretchy wrap, dan mehdai atau halfbuckle. Yang mana favoritku? Dulu saat anak pertama, yang paling aku suka adalah woven wrap dan ring sling. Tapi setelah anak kedua, Ring sling, stretchy dan SSC. Di anak ketiga nanti? Mungkin tidak jauh berbeda dengan anak kedua. Ha-ha.
Menggendong bisa mendukung proses menyusui. Kenapa? Karena skin to skin yang meningkat. “Ibu bisa lebih cepat mengetahui dan tanggap kebutuhan bayinya. Bayi yang digendong juga sedikit menangis dan mudah dalam pelekatan menyusui, menggendong meningkatkan keinginan bayi untuk menyusu. Dan yang terakhir memungkinkan bayi menyusui di manapun dan kapanpun,” kata Mbak Icha.
Meski menyusui bisa dilakukan saat menggendong, Mbak Icha menyarankan untuk mengeluarkan bayi dari gendongan saat menyusuinya. Agar pelekatan lebih optimal. “Jika ingin menyusui bayi baru lahir dalam gendongan, bisa menggunakan teknik craddle carry. Kecuali untuk bayi diatas 4 bulan dengan kontrol kepala baik bisa menyusu dengan posisi M-Shape Upright saat digendong,” jelasnya.
Meski sudah memiliki pengalaman dalam menggendong, materi dari Mbak Icha kembali membuka wawasanku. Bahwa kita tidak boleh berhenti belajar, karena ilmu yang selalu berkembang. Alhamdulillah aku bisa mengikuti webinar dengan baik dan lancar, walau tidak berada di rumah. Semua karena dukungan suami, nenek dan anak-anak.