“Oweeeee oweeeeeeee”
Suara tangis bayi terdengar sangat keras. Tapi, aku tidak bergeming sedikitpun. Aku hanya melihat bayi mungil ini menangis. Tidak berapa lama, aku juga ikut menangis. Ku angkat bayi dan mulai kususui. Seketika, ia tenang dalam buaian. Kutatap wajahnya yang penuh ketenangan. Tapi aku tak kunjung tenang. Hatiku masih gelisah. Aku merasa hampa. Seakan aku hidup tanpa tujuan.
Aku menarik nafas dalam. Lalu ku ambil gadget dan mulai mengetik. Kebiasan yang selalu aku lakukan saat merasa jatuh.
Mati. Kata pertama yang kutuliskan. Aku sendiri malaj tersentak. Kubiarkan jemariku menulis semua yang kurasakan. Air mataku juga ikut mengalir deras. Setelah merasa lega, akupun menghentikan kegiatan menulisku. Tanpa kubaca, kembali kuletakan gadgetku. Aku beruntung memiliki waktu cepat dalam menumpahkannya. Aku menyadari kalau saat ini aku sedang mengalami baby blues. Aku belum lama melahirkan. Pasti setiap ibu akan mengalaminya di dua minggu pertama kehidupan barunya. Hanya saja kali ini, aku jauh merasa lebih jatuh dibanding sebelumnya.
Aku berharap baby blues ini tidak berlanjut kejejang yang lebih mengerikan.
Saat hamil, akupun selalu merasa emosi yang selalu bergejolak. Sejak di kehamilan kedua, caraku menumpahkan emosi adalah dengan free writing. Pokoknya tumpahkan saja dulu. Setelah itu aku pasti merasa lega. Waktu awal-awal aku memilih membaca kembali tulisan emosi itu. Eh ternyata malah malu sendiri. 😂
Ujung-ujungnya malah terhentilah penyaluran emosi itu. Tentu saja itu malah jadi bomerang buatku.
Akhirnya kuputuskan untuk menulis tanpa mau membacanya lagi. Aku hanya perlu menguncinya. Biar tak ada satupun yang membacanya.
Bukankah tidak apa-apa merasa sedih. Bukankah manusiawi jika kita merasa sendiri. Setiap orang pasti pernah mengalami. Dan pasti setiap orang punya cara yang tidak sama dalam mengatasinya.
Kita hanya perlu menerima perasaan itu. Membuka lebar pintu hati saat ia datang. Setelah itu kita hanya perlu membiarkannya pergi. Tanpa beban bahkan tanla penghalang. Agar kita siap kembali berjalan di medan kehidupan.
Karena kehidupan akan selalu memberikan kejutan.