Tumbler, Penting Gak Sih?

Pertanyaan yang belum lama ini dilontarkan suami. “Gathering kantor nanti hadiahnya gelas. Kayak yang kuning itu. Padahal ngusulin tumbler. Tapi katanya gak bakal kepake. Emang beneran gk kepake? Kok kayaknya di rumah ini malah bukan gak kepake, tapi lagi nunggu antrian buat dipake,” kata suami.

Di rumah kami, jumlah tumbler malah lebih banyak dari pada jumlah gelas untuk minum. Kok bisa banyak? Alhamdulillah, sering dapat sovenir tumbler. Akupun punya tumbler khusus untuk jajan kopi dekat rumah.

“Kepake atau gk, tergantung ya. Kita aja yang emang hobinya minum pake es batu. Jadinya kemanapun perginya selalu bawa tumbler air putih dengan es batu. Yang lain, bisa jadi memilih untum beli aja. Kan banyak warung yang menyediakan air mineral dingin,” jawabku. Bener kan? 😁

Kebiasaan membawa tumbler berisi air putih dan es batu ini sudah kulakukan sejak hamil anak kedua. Sejak saat itu, aku gk bisa minum tanpa es batu. Bisa sih air dispenser, tapi tetap harus dingin. Mau batuk atau pilek, tetap aja minumnya pakai es batu.

Kebiasaan ini diikuti anak-anak. Bahkan kadang untuk menjemput Cinta pulang sekolah yang cuma 10 menit, Rangga sering meminta minum. Harus pake tumbler. Gak mau beli. Meski air mineral yang ditawarkan dingin.

Saat berpergian yang agak lama, biasanya ada tiga tumbler yang kubawa. 1 tumbler 1 liter yang isinya full es batu plus air putih, tumbler tanggung air putih untuk anak-anak, tumbler tanggung untuk full air putih. Tumbler kopi? Kadang dibawa kadang tidak. Tergantung apakah saat berpergian aku niat beli kopi atau tidak. Beli atau bawa.

Jadi kalau kembali ke pertanyaan awal, penting gak penting. Tergantung kebiasaan dan kemauan. Ya kaaaaaan 😁

Tinggalkan komentar