Jika ingin mempermudah melatih kemandirian anak, kita harus punya segudang kesabaran. Benar gk nih? Ha-ha.
Tak hanya itu, support system juga sangat dibutuhkan. Tapi namanya hidup, pasti ada belokan, tanjakan, turunan dan rest area, *eh apa sih*. Nah, seperti hari ini. Kami secara dadakan berkunjung ke rumah nenek di Samarinda. Sebenarnya tidak terlalu mendadak. Pekan ini memang sudah direncanakan untuk berkunjung. Hanya saja waktu pastinya belum ditentukan.
Nah, saat di rumah nenek, latihan kemandirian mulai oleng. Namanya nenek-nenek, pasti dengan sigap mengurus cucu-cucunya kan. Apalagi kalau jarang ketemu. Anak sendiri pasti kalah disayang. He-he.
Benar saja, setelah selesai buang hajat, Rangga langsung berkata “Mah, tadi dibantuin nenek buat ceboknya,” ujarnya sambil cengengesan.
Reaksiku hanya tertawa getir. Marah? Kecewa? Tentu saja tidak. Hanya merasa sayang saja karena hari ini harus terlewatkan. Namun, tidak masalah. Masih ada hari esok. Aku juga cukup lega karena sebenarnya Rangga tidak meminta bantuan pada nenek. Nenek tidak tahu kalau Rangga sedang berlatih untuk membersihkan diri setelah BAB sendiri. Makanya nenek langsung inisiatif membantu cucunya.
Semangat untuk hari esok.