Hari ini, kami kedatangan 4 buku karya Watiek Ideo. Salahsatu penulis buku anak favorit saya. Keempat buku ini merupakan seri “ayo berkata baik”.
Masing-masing ceritanya memberikan contoh berkata yang baik untuk anak-anak (dan juga dewasa).
Hari ini, kami kedatangan 4 buku karya Watiek Ideo. Salahsatu penulis buku anak favorit saya. Keempat buku ini merupakan seri “ayo berkata baik”.
Masing-masing ceritanya memberikan contoh berkata yang baik untuk anak-anak (dan juga dewasa).
Balikpapan tampaknya sedang musim mangga. Setiap jalan yang saya lalui selalu ada penjual mangga. Salahsatu buah yang sangat disukai Cinta.
Karena sedang musim, mendapatkan mangga yang manis tidaklah susah. Lanjutkan membaca “Game Level 7 Hari 9 : Bu, Mau Beli Apa?”
Kemeriahan Big Bad Wolf Books di Balikpapan, cukup menyita perhatian banyak pihak. Beberapa grup komunitas yang saya ikuti semuanya membicarakan acara ini.
Hampir semua ingin ikut andil dalam kemeriahannya. Saya? Tentu ingin. Tapi saya malas berada di tengah keramaian ternyata lebih kuat.
Lanjutkan membaca “Game Level 7 Hari 8 : Berkunjung ke Perpustakaan Kota”
“Batita, belum paham konsep berbagi. Jadi jangan paksakan ia memberikan mainannya ke teman yang lain. Berikan pengertian tanpa memaksakan”
kurang lebih begitulah kalimat yang pernah saya dengar dari seorang psikolog anak. Sayapun menerapkannya ke Cinta. Ia tidak boleh memaksa bermain dengan mainan orang.
Lanjutkan membaca “Game Level 7 Hari 7 : Nih, Boleh Pinjam Kok”
Tiga bulan ini, Cinta resmi menyandang status kakak. Sampai sekarangpun, saya dan Cinta masih sama-sama belajar beradaptasi.
Kami yang tadinya biasa beraktivitas berdua, kali ini mesti bisa bernegoisasi jika adiknya harus diutamakan. Terutama saat menyusu.
Hari ini, lagi-lagi Cinta membuat saya kagum. Saat saya menyusui adiknya sambil berbaring, Cinta yang bermain di lantai tiba-tiba naik ke atas kasur.
“Mama capek ya,” tanya Cinta.
“Lumayan nuh kak. Mama ngantuk,” jawab saya.
“Cinta pijatin mama ya. Mama bobo aja,” kata Cinta.
Masya Allah, meleleh hati saya mendengar perhatian Cinta. Iapun memijat kaki saya. Usai dipijat, saya bahkan diberikan pelukan dan ciuman. “Cinta sayang banget sama mama. Sayang adek, sayang papah, sayang nenek, sayang akung juga,” kaya Cinta.

Awal pekan ini kami mulai dengan beraktivitas di luar rumah. Cukup mendadak (lah, biasanya juga dadakan sist 🤪), saya dan nenek memutuskan keluar rumah untuk cuci mobil.
Ada beberapa keperluan yang mesti saya lakukan hari ini. Tadinya sih, ingin berkunjung ke museum tentara dekat rumah. Tapi lagi-lagi hati belum bulat menuju ke sana. Fiiuuuuhhhh.
Sudah lama rasanya kami tidak jalan-jalan ke Taman Tiga Generasi. Kebetulan akhir pekan ini, ada akikahan kerabat yang jaraknya tidak jauh dari Taman Tiga Generasi.
Dengan abang-abang sepupu, Cinta bermain bersama. Awalnya, mereka bermain bola kaki bersama. Namun belum lama bermain, Cinta tampak bosan. Iapun mengeksplorasi taman. Setiap sudut ia kelilingi.
-bruuuummmmm. Ciiiitttttt……
“Stop, ada lampu merah,” teriak Cinta. Iapun menghentikan mobil-mobilannya.
“Kita mau kemana kak?,” tanya saya
“Ke Taman Hiburan,” jawabnya
“Oke. Tapi kita mampir dulu ke masjid ya. Sholat dulu,” kata saya.
“Oke”
Belakangan, bermain dengan mobil-mobilan sangat disukai Cinta. Hari ini, kami bermain menggunakan alas yang bergambarkan jalan raya. Cintapun belajar arah. Kanan-kiri. Serta rambu-rambu lalu lintas.

“Cintaaaaa, cintaaaaa,” teriak abang hafiz dari luar pagar.
“Mah, tolong bukain pintu dong. Cinta mau mainan sama abang,” ujar Cinta pada saya.
Hampir setiap sore, Cinta selalu bermain bersama teman-teman di sekitar rumah. Saya, papah dan neneknya akan berbagi tugas, siapa yang akan mengawasi. Karena kendaraan bermotor, sering lalu lalang. Jadi wajib kudrat menemani bermain.