
Saat menyusui, tiap ibu memiliki tantangan yang berbeda-beda. Bahkan ibu yang memiliki dua anak atau lebih saja, bisa memiliki tantangan yang tak sama.
Buku ini direkomendasikan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), yang menceritakan pengalaman ke 22 orang pendirinya. Pengalaman masing-masing pendiri ini diulas dengan cerita yang unik. 22 orang perempuan yang memiliki profesi yang berbeda-beda berbagi cerita tentang hal yang sama. Yaitu pengalamannya menyusui. Ke 22 orang perempuan tersebut adalah Amanda Andono, Amanda Tasya, Dewi /indira Budisavitri, Erfiani Nizar, Fakhri Kardiantye (Antye), Fanina Andini (Nina), Farahdibah Tenrilemba (Diba), GIta Putri Damayana, Imbi Pulungan, Irarosa Ardhi Boediono, Ira Hasyda Harahap Bakri, Lala Sirat, Meuthia Chaerani (Rani), Mia Sutanto, Najelaa Shihab, Nia Umar, Putri Aninda Sarah Simanjuntak, Rezki Yuniandari, Selvie Amalia, Shanty Herawastuti, Yuwenta Hendrika dan Yuyuk “Yeye” Andriati Iskak.
Menurut saya, buku ini memberikan suntikan semangat menyusui yang sangat besar. Tak hanya itu, informasi menyusui dari konselor menyusui pun turut dihadirkan. Untuk ibu hamil (atau belum, seperti saya) buku ini jadi bekal informasi yang penting. Grafis-grafis informasi menyusui pun disajikan dengan sederhana, namun jelas. Sehingga mudah untuk diingat.
Di setiap cerita yang dihadirkan, masing-masing diberikan kalimat-kalimat inspiratif yang cukup membangun semangat. Saya menyukai semua kalimat inspirasi yang tertulis dalam buku ini. Namun, ada beberapa yang sangat saya sukai. Di antaranya :
Inspirasi Tasya
“Keberadaan dukungan sangat penting dalam kesuksesan menyusui. Kalau kita sudah bertekad untuk menyusui, sudah tahu ilmunya, terus tidak didukung oleh suami, mertua, atau lingkungan sekitar, semua itu mungkin bisa bikin tekad kita goyah di tengah masa-masa menyusui”
Inspirasi Amanda
“Kalau sudah membekali diri dengan informasi ASI dan menyusui, jangan lupa untuk mencari rumah sakit yang pro ASI. Rumah sakit bukan hanya yang banyak tertempel slogan mendukung ASi, tapi juga harus sepaket dengan kebijakan dan tenaga medisnya yang pro ASI”
Inspirasi Dewi
“Keberhasilan menyusui bukan keturunan tapi karena punya bekal informasi yang cukup. Jangan malu untuk belajar soal menyusui. Meskipun itu alamiah, tapi setiap orang punya tantangan yang berbeda”
Inspirasi Eri
“Hal penting dari keberhasilan menyusui itu karena kita tahu ilmunya dan semangat menjalankannya. Karena ternyata menyusui itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ditengah jalan setiap orang pasti akan menemukan kendala-kendala. Kadang kecil, tapi bisa menumpuk dan menjadi besar kalalu nggak diatasi dengan cepat”
Tak hanya itu, Dr Utami Roesli ikut memberikan informasi di tengah-tengah cerita “Menyusui itu proses bertiga, ibu, bayi dan ayah. Bila ayah mendukung dan tahu manfaat ASI, keberhasilan ASI eksklusif mencapai 98,1 %. Sebaliknya, tanpa dukungan dari suami, tingkat keberhasilan memberi ASI eksklusif adalah 26,9%”
Di bab terakhir buku ini, ada 8 cerita dari pengurus lain tentang bagaimana pertemuan mereka dengan AIMI. Motivasi dari buku ini bukan karena cerita manis belaka. Sebagian besar dari ke 22 perempuan tersebut pernah mengalami kegagalan menyusui. Secara keseluruhan, buku ini adalah teman baik untuk para perempuan yang akan dan sedang menyusui. Bahkan, bagi mereka yang sudah menyusui, buku ini bisa mereview kembali pengalaman menyusui masing-masing.
Judul Buku : Breast Friends
Penulis : Adenita
Penerbit : Buah Hati
Terbit : Cetakan I, 2013
cetakan II, Februari 2014