Saat Belahan Jiwa Pergi Meninggalkanmu
“Ditinggal oleh orang yang dicintai menciptakan sebuah ruangan kosong di relung hati. Hampa. Hidup terasa tak berarti tanpa mereka, lalu yang ditinggal mati pun menjadi hamba Allah yang tak berdaya. Tentu itu dibenarkan selama kesedihan itu tak berkepanjangan”
Siapa yang tidak mengenal Oki Setiana Dewi atau biasa disapa OSD. Namanya melejit berkat perannya di film Ketika Cinta Bertasbih. Saya sendiri lupa alasan, kenapa memilih buku ini. Bisa saja karena pribadi OSD, atau karena judulnya yang cukup membuat merinding. Ya, kematian. Cerita kematian setidaknya membuat kita ingat kalau setiap manusia nantinya akan mati. Dengan begitu, kita bisa mempersiapkan diri ketika nanti kita akan mati atau ditinggal oleh orang yang kita cintai.
Menurut OSD sendiri, kematian adalah motivasi terhebat untuk menggerakan tiap langkah dalam kebajikan, menyiapkan bekal pada Hari Perhitungan dan motivasi untuk tidak menyia-nyiakan para belahan jiwa yang dicintai.
Saya menuntaskan buku ini tahun lalu, di area lobi Rumah Sakit. Saat itu, saya sedang menemani ayah kontrol rutin. Buku ini, sukses membuat saya menangis hebat. Beberapa perawat Rumah Sakit yang memang mengenal saya pun banyak yang bertanya-tanya. Pemandangan saya membaca buku saat menunggu, sudah jadi hal biasa bagi mereka. Menangis di depan khalayak ramai, jadi pemandangan yang berbeda. Bahkan ayah dan ibu saya pun cukup terkejut saat melihat saya menangis. Tapi begitu tahu alasannya, mereka hanya bisa geleng-geleng kepala. Meeski dibaca berulang kali, buku ini masih memberikan efek menggetarkan buat saya. Hanya saja, dasyatnya tangisan dulu tidak terulang lagi.
Lima cerita yang ditulis dalam buku ini, merupakan kumpulan dari kisah nyata yang dialami sahabat-sahabat OSD. Jembatan Rindu Jakarta-Kanada, Kecupan Terakhir, Sambur Kami Kelak, Wisuda Impian Bapak dan Sepuluh Prajurit Surga. Di antara kelima judul, cerita yang paling saya suka adalah Wisuda Impian Bapak. Tokoh si Bapak, sedikit mirip seperti almarhum embah dari ibu saya. Lelaki yang sabar, giat, tekun bekerja dan menyayangi keluarga.
(Tanpa bermaksud spoiler 🙈) Yati si tokoh dalam cerita akan segera wisuda. Dia bukan dari keluarga yang kaya, meski begitu bapaknya selalu mengusahakan kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Saat Yati akan wisuda, bapaknya tak hanya mencari pinjaman uang untuk membayar wisuda. Tapi juga pinjaman baju untuk si bapak dan ibu. Moment wisuda adalah yang paling ditunggu si bapak. Karena si bapak merupakan tamatan SD. Namun, mendekati hari wisuda, si bapak malah jatuh sakit, sampai akhirnya meninggal dunia. Tokoh si bapak, berhasil menyentuh hati saya.
Kisah-kisah yang lain tak kalah harunya. Meski dibaca berulang kali buku ini tidak membuat bosan. Sebaliknya, buku ini mengingatkan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Judul : Dekapan Kematian
Penulis : Oki Setiana Dewi
Penerbit : Mizania PT Mizan Pustaka
Terbit : Cetakan I, Juli 2013
Cetakan II, Januari 2014
Cetakan III, Maret 2014