Saya tampak seperti kejar setoran saay membaca karya-karya Roald Dahl. Bukan karena belum lama ini, saya ditegur karena beberapa buku masih tersegel rapi. Tapi, buku Roald Dahl mengajak saya kembali menjadi anak-anak. Hal itu seperti mengembalikan saya ke masa kecil.
Buku selanjutnya yang saya baca berjudul Esio Trot atau Aruk-aruk. Awalnya saya sama sekali tidak paham kenapa judulnya Aruk-aruk. Mendekati akhir, barulah saya tahu apa artinya 😆
Dalam buku ini, ada seorang pria bernama Mr Hoppy. Ia jatuh cinta pada Mrs Silver, perempuan yang sangat menyayangi kura-kura. Tempat tinggal mereka hanya berbeda satu lantai. Mereka saling menyapa setiap hari lewat balkon. Mr Hoppy diam-diam mencintai Mrs Silver. Namun, ia tak pernah berani mengungkapkannya. Tak hanya itu, Mr Hoppy selalu cemburu setiap mendengar Mrs Silver mengungkapkan rasa sayangnya pada Alfie, kura-kura peliharannya.
Suatu hari, Mrs Silver mengeluhkan ukuran tubuh Alfie yang tidak kunjung membesar. Padahal ia sudah merawat Alfie bertahun-tahun. Keluh-kesah itu mendatangkan ide Mr Hoppy. Iapun memberi Mrs Silver secarik kertas yang berisikan sebuah mantra dengan bahasa yang sulit dipahami. Ternyata mantra-mantra itu hanyalah kalimat yang dibaca secara terbalik. Jadi Aruk-aruk adalah kura-kura 😆. Serasa jadi orang Malang yang biasa membaca secara terbalik.
Karena mencintai Mrs Silver, apapun dilakukan Mr Hoppy. Salah satunya dengan menukar Alfie secaa bertahap. Agar Mrs Silver percaya bahwa mantra tersebut berhasil. Di akhir cerita Mrs Silver dan Mr Hoppy menikah, tanpa tahu bahwa kura-kuranya selama ini ditukar. Lalu bagaimana Alfie yang asli? Alfie yang asli dipelihara seorang anak hingga dewasa. Ukuran tubuhnya tak lagi kecil. Meski butuh waktu lama agar bisa membesar.
Di keempat buku yang saya baca, entah kenapa ada kecurangan, kebohongan dan pencurian. Entah bagaimana buku selanjutnya nanti.
Judul : Esio Trot – Aruk-aruk
Penulis: Roald Dahl
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: I, April 2006
II, Januari 2010