Review Buku : Luka Cinta Andrea – Suzanne O’Malley

 

 Rasa penasaran dan gundah gulana (halah) meliputi, ketika saya memutuskan membaca buku ini. Kisah tentang Andrea, ibu yang membunuh kelima anaknya, hanya sepintas lalu saya dengar. Dan begitu membuka lembar pertama buku ini, rasa deh-degan pun semakin menjadi.

Rabu, 20 Juni 2001, boleh jadi merupakan hari yang sangat kelam dan tragis bagi Rusty Yates. Seorang warga Houston, Amerika Serikat. Sejak awal ia merasa ragu untuk berangkat kerja. Ketika ia baru akan memulai rapat di kantornya, istrinya, Andrea menelepon dan menyuruhnya pulang. Iapun mendadak cemas dan takut. Sampainya di rumah, ia terkejut melihat ada banyak polisi dan warga. Sesampainya di rumah, ia mendapatkan kabar bahwa anak-anaknya telah tewas dibunuh oleh istrinya sendiri.

Dalam buku ini ternyata , sudah dua tahun Andrea menderita kelainan mental. Sejak itu Andrea rutin berobat ke psikiater, mengonsumsi obat-obat anti depresi, dan pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Penyakit jiwa yang diidap Andrea adalah Postpartum depression (baby blues syndrome), Skyzophrenia, Manic Depression, dan Bipolar. Boleh jadi karena penyakitnya ini, Andrea pernah dua kali melakukan percobaan bunuh diri.

Ternyata (lagi) sejak remaja, Andrea sudah memiliki bakat penyakit jiwa. Pada umur 24 tahun, dia juga pernah menderita depresi karena putus cinta. Kakaknya, Brian, juga menderita penyakit jiwa. Andrea sangat tertutup, jarang bersosialisasi. Ia hanya punya sedikit teman, sensitif, dan perfektionis. Ciri-ciri ini mengacu pada orang berkepribadian melankolis, dan memang menurut hasil analisa, orang melankolis mempunyai kecenderungan untuk bunuh diri ketika mengalami peristiwa yang sangat menekan batinnya.
Pada kelahiran anak pertama, ia sudah terkena baby blues. Merasa membenci bayi yang baru dilahirkannya, karena kondisi trauma saat melahirkan dan pengalaman awal mengasuh bayi.

Andrea dan suaminya pun, awalnya memilih tinggal di bus yang disulap menjadi tempat tinggal. Ini membuat Andrea kurang bersosialisasi. Kurangnya sosialisasi bagi perempuan ternyata memupuk stress.  Jadi jangan salahkan ketika perempuan terlihat lebih cerewet **Sekalian pembelaan diri :p**.

Buku ini menyadarkan saya, untuk lebih peka lagi menjadi (calon) ibu sekaligus berkaca. Karena selama ini saya kerap mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi. Seperti bagaimana mendidik anak nanti dan sebagainya.

Awalnya saya mengira kalau buku ini diceritakan seperti novel. Tapi saya salah besar. Karena buku ini ditulis oleh seorang wartawan dengan gaya reportase. Meski begitu, buku ini tetap mengaduk-aduk emosi saya.
Judul : Luka Cinta Andrea
Penulis : Suzanne O’Malley
Penerbit : Qanita
Terbit : Cetakan I, Januari 2008
Cetakan II, Mei 2008

Tinggalkan komentar