Olahraga dengan Hati

Olahraga apa yang paling Anda sukai? Saya yakin, kebanyakan pecinta olahraga, akan memilih jenis olahraga yang sesuai dengan dirinya.

Saya, sebenarnya bukan orang yang sangat menyukai olahraga. Itu sebabnya, olahraga yang sesuai dengan “siapa diri” saya sangat dibutuhkan, untuk memacu semangat berolahraga.

Sejak 2012, saya mulai “memaksa” diri untuk lebih rajin berolahraga. Saat itu, gowes sedang tren. Karena saya, theo dan ivan (sesama kru XpResi) malu untuk bergabung dengan tim gowes di kantor, kamipun memilih bikin tim gowes sendiri. Pilihannya pagi hari sebelum kami mulai liputan. Rutenya pun selalu santai. Dari rapak, menuju lapangan merdeka melalu jalan minyak, lalu kembali ke rapak melalui gunung sari. Terkadang kami mengelilingi kompleks perumahan di Balikpapan baru (saat weekday). Tujuan utama saya bersepada saat itu bukan untuk menguruskan badan, tapi refreshing dan charge energi positif dari orang-orang yang saya temui. Bagaimana tidak, orang-orang yang saya temui di jalan sangat ramah. Sapaan dan senyuman kerap saya dapatkan. Buat saya, mood yang baik di pagi hari membawa saya menjadi bersemangat sepanjang hari. Sebaliknya, ketika bad mood di pagi hari, saya bisa uring-uringan. Untunglah itu jarang terjadi.

Olahraga lain yang jadi pilihan saya adalah yoga. Saat itu, sebenarnya seorang sahabat menyarankan saya untuk menyalurkan emosi lewat olahraga. Iapun menyarankan kick boxing. Saya memang bukan tipe orang yang gampang meledak. Bahkan saya termasuk yang susah mengeluarkan amarah. Menurut sahabat saya, itu seperti lahar yg menunggu meletus. Kick boxing menurutnya, bisa jadi alternatif saat saya jngin marah bisa melampiaskannya dengan pukulan atau tendangan. Namun, saat saya mencari olahraga tersebut hampir semua tempt fitness yang saya tanyai tidak memiliki pilihan olahraga kick boxing. (Tidak seperti sekarang, yang hampir ada di setiap tempat fitness). Takdir Allah lah, yang mengenalkan saya pada yoga. Ya, olahraga yang tidak hanya mengolah tubuh tapi juga hati dan pikiran. Jadi bisa dibilng, inilah olahraga yang juga sesuai dengan diri saya.

Hingga saya hamil, yoga tetap jadi pilihan utama saya. Meski banyak yang bilang senam hamil lebih dekat jaraknya, yoga tetap pilihan pertama. (saya memiliki kesulitan masalah jarak jauh dan dekat. Kebun sayur-batakan saya bilang dekat šŸ˜…šŸ˜…šŸ˜…). Menurut saya, tampak jelas jika terbiasa yoga maka nafas lebih panjang (meski keringat seperti kebanjiran). Dibanding dengan yang ikut yoga setelah hamil, mereka (sedikit) kesulitan dengan gerakan dan mudah lelah.

Semoga setelah melahirkan nanti, tetap bisa olahraga Yoga (dan sepedaan) šŸ™šŸ»šŸ™šŸ»šŸ™šŸ»šŸ™šŸ»

ini foto ala2 aja sih, dan diambil entah beberapa tahun lalu 😹😹

Tinggalkan komentar