Choglad, Si Pisang Coklat yang Ngangenin

All you need is love. A little chocolate now and doesn’t hurt – Charles M Schulz

Sudah banyak yang mengatakan kalau coklat itu membantu mengurangi stress. Coklat juga disukai banyak orang. Tidak hanya dewasa, tapi juga anak-anak. Saya rasa sangat sedikit orang yang tidak menyukai coklat.

Sebagai pencinta coklat, saya tentu berkeinginan untuk bisa terus mencicipi beragam makanan dari coklat. Coklat buat saya bukan hanya menenangkan, tapi juga memberikan memori yang indah.

Seperti Minggu 17 Desember kemarin, coklat kembali menghangatkan persahabatan saya bersama Ewy, Theo, Hans dan Putri. Coklat menjadi saksi curhatan kami di sepanjang sore. By the way, coklatnya bukan seperti yang biasa saya nikmati.

Sedihnya saya tampaknya tidak begitu mencintai coklat. Masalahnya saat ngobrol dengan Ewy sebelum bertemu yang lain, Ewy menceritakan betapa enaknya Choglad, salah satu cemilan yang menggunakan coklat. “Nugget pisang bu, terus dilumurin coklat. Coklatnya premium gitu. Ada toppingnya pula. Udah deh, ntar rasain sendiri gimana. Enak banget!” jelas Ewy.

Berbekal rasa penasaran dan lapar, kami secepatnya mendatangi Theo di booth Choglad. Ternyata Chogald nya sisa beberapa kotak. Untung Theo sudah menyimpan untuk kami lebih dulu. Gak pake nunggu lama, kotak choglad langsung dibuka Ewy. saya?? Masih ngintip-ngintip malu gitu. Nyoba gigitan pertama Masya Allah!!!!!! Enak bangeeettttt. Saya nyesel cuma makan sekotak. Penyesalan itu saya buktikan dengan kembali order, dua kotak. hahahah

Pencinta coklat, wajib deh ngerasain Choglad!

2 tanggapan untuk “Choglad, Si Pisang Coklat yang Ngangenin”

Tinggalkan Balasan ke Riska Fikriana Moerad Batalkan balasan