Review Buku : Multitasking Breastfeeding Mama – Nia Umar

Beberapa waktu lalu saya mulai kebingungan. Ingin membaca dan membeli buku, namun tidak punya gambaran jelas buku apa yang diinginkan. Tiba-tiba seorang teman menyapa dan mengatakan bahwa ada satu buku milik saya yang terlupakan. Seharusnya empat tahun lalu buku itu sudah berada di genggaman saya. Percayalah, bukan hanya teman saya yang lupa. Saya si pemilik buku pun selalu lupa. Itulah mengapa setiap kegiatan FormASI dan ada buku tersebut dipajang Danus, saya ragu-ragu ingin membelinya. Rasanya sudah membeli, tapi kok belum baca ya. Hahaha
Lanjutkan membaca “Review Buku : Multitasking Breastfeeding Mama – Nia Umar”

Tamasya di Kantor Wali Kota

Meskipun sudah hampir 4 tahun resign menjadi wartawan, saya masih kerap merasa rindu akan suasana pekerjaan. Lingkungan resaksi, liputan, bertemu dengan orang baru dan pastinya mencicipi kuliner baru.

Beruntung, hingga saat ini suami masih sering mengajak saya dan Cinta ikut liputan atau bertemu relasi. Yaaa, meskipun gk beneran ikut liputan. Biasanya saya dan Cinta akan ikut di tempat yang sama, tapi kami akan mencari aktivitas lain. Lanjutkan membaca “Tamasya di Kantor Wali Kota”

Pos Indonesia, Masih Melekat di Hati

Perkembangan bisnis e-commerce atau jual beli online di Indonesia meningkat drastis sejak beberapa tahun belakangan. Apapun bisa kita temukan dengan mudah di banyak situs belanja. Harganya pun relatif murah. Hal ini tentu saja membuat beberapa jasa ekspedisi ikut berkembang. Dulu, boleh jadi hanya Pos Indonesia saja yang jadi idola. (errr, atau mungkin saya hanya tau Pos). 

IMG_1578.JPG
Kantor Pos Indonesia di kawasan Klandasan Balikpapan

Dikutip dari laman Pos Indonesia,

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero). Lanjutkan membaca “Pos Indonesia, Masih Melekat di Hati”

Ada Kesempatan, Jangan Sia-siakan

Saya rasa, setiap orangtua ingin menjadi orang pertama yang dicari anak saat ia bahagia ataupun bersedih. Namun, apakah yang sudah kita lakukan sebagai orangtua? Sudahkah memberikan anak-anak kenangan yang membahagiakan? Sudahkah kita menjadi bagian hidup mereka saat ini?

Lanjutkan membaca “Ada Kesempatan, Jangan Sia-siakan”