Menjadi seorang ibu tentu akan melewati fase menyusui, memberikan MPASI, menggendong dan masih banyak lagi. Saat anak mulai beranjak besar, tentu saja ada fase yang tidak mungkin bisa diabaikan. Yaitu mengajari anak pipis dan bab di toilet. Yups, Tatur atau lebih dikenal dengan sebutan Toilet Training. Ngomong-ngomong saya mengenal kata #pejuangtatur dari postingan training pants cuddle me, he-he.
Kapan sih waktu yang tepat menatur anak? Berdasarkan cerita teman-teman, rata-rata memulai di usia 2 tahun. Ada yang cepat, tapi ada juga yang butuh perjuangan. Dan seperti belajar hal-hal lain, butuh waktu untuk belajar. Untuk bab di kamar mandi, saya sudah mengajarkan Cinta sejak usia 6 bulan. Setiap melihat tanda-tanda mau bab, saya segera mengangkatnya ke toilet. Belajar bab di toilet, malah lebih mudah dan cepat saat kami sekeluarga liburan ke Jogja.
Tapiiiiii, bukan berarti saya benar-benar bebas. Ketika saya tidak bersama Cinta (misal sedang masak, dan Cinta bermain dengan papa atau kakak-kakaknya) saya beberapa kali kecolongan. Tapi Cinta tidak benar-benar tuntas bab di clodi. Begitu ketahuan, langsung diangkat ke kemar mandi.
Nah, menjelang akhir bulan April, saya mendadak mengajarkan Cinta pipis di kamar mandi. Kenapa mendadak? Awalnya karena cerita kakak saya (lagi-lagi berkat pengalaman kakak 😂), yang sedang mengajarkan anaknya untuk lepas dari pospak ketika tidur. Anaknya saat ini akan berusia 5 tahun, makanya kakak berusaha keras untuk melepaskan ketergantungan pospak. Meski hanya saat tidur (baik tidur siang atau malam).
Tiba-tiba saja, saya berkata pada Cinta “Cinta, kalau mau pipis ngomong ya. Kita pipis di kamar mandi”. Cinta pun menjawab “Iya”. Dan tiba-tiba saja, saya membeli banyak celana dalam untuk latihan pipis. Mudahkah? Tidak juga, tapi juga tidak sulit. Saya sangat terbantu dengan training pants ini. Karena ketika anak pipis, air seni tidak langsung mengucur ke lantai dan begitu terasa basah, Cinta akan menyadarinya.
Dari beberapa artikel yang saya baca, tatur membutuhkan bimbingan yang intens, waktu dan kesabaran. Beberapa tips dan trik yang saya ikuti di antaranya:
- Ibu dan Anak Siap. Dari beberapa pengalaman teman dan artikel yang saya baca rata-rata mengajarkan anak toilet training di usia 18 bulan. Karena biasanya di usia itu, otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih pada usia di atas 18 bulan. Saya sendiri berasumsi siap bukan berdasarkan patokan usia. Boleh jadi, saya akan melewati prosesnya lebih lama, tapi saya rasa itu tidak masalah. Awalnya saya memang akan memulai diusia 18 bulan, tapi ternyata saya dan suami merencanakan untuk hamil lebih cepat. Alhasil, PR yang satu ini harus lebih cepat saya kerjakan. Menurut saya, jika dikerjakan sekarang pun, saya tidak akan tergesa-gesa dan memberikan target. Berhasil pipis dan bab di kamar mandi akan saya beri hadiah (pujian), jika tidak ya saya diam saja. Ha-ha.
- Membiasakan kegiatan kamar mandi. Mulai kenalkan dan biasakan ia pipis dan buang air besar (BAB) di pispot atau potty chair. Ajak anak ketika menggunakan toilet supaya ia makin paham perlunya toilet. Membelikan celana dalam seperti layaknya anak sudah besar.
- Atur jadwal. Setiap 1-2 jam sekali, saya mengajak Cinta ke kamar mandi untuk pipis. Tergantung seberapa banyak ASI atau minuman yang ia minum. Sebenarnya jauh lebih mudah karena Cinta sudah bisa mengatakan “Oo atau pipis”. Walaupun sampai saat ini mau pipis atau bab inta akan tetap mengatakan “Ma, Oo!!” Begitu sampai di kamar mandi, barulah dia meralat jika sebenarnya ingin pipis.
- Konsisten. Errr, hal ini sebenarnya agak berat saya lakuan pada malam hari. Ya, saat malam Cinta masih menggunakan clodi, tapi saya pakaikan saat dia sudah tertidur pulas.
- Beri pujian. Setiap berhasil melakukan pipis dan bab dengan benar, saya selalu memberikan hadiah dengan pujian. Saya ingin, tatur menjadi sesuatu yang penting dan terbaik dalam hidupnya. Kalaupun kebelet di celana, biasanya saya diam atau mengatakan “yaa, sudah pipis duluan”.
Oh iya, saat memulai tatur saya juga membaca beberapa hal yang sebaiknya dihindari. Di anataranya
- Terlalu Dini. Sebaiknya jangan mengajari si kecil melakukan toilet training jika memang dia belum siap. Tidak ada yang tahu di usia berapa tepatnya anak mulai diajari BAB dan BAK di toilet, semuanya tergantung dari perkembangan anak. Sebenarnya orangtualah yang tahu kapan waktu paling tepat mengajari anak toilet training dengan mengamati perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya. Stok sabar yang banyak yaak.
- Memulai di Waktu yang Salah. Bukan ide yang baik jika mulai tatur ketika akan memiliki adik dalam waktu dekat. Inilah salahsatu alasan saya mempercepat tatur.
- Membuatnya Menjadi Beban. Hindari memaksa anak untuk belajar dengan cepat. Kalau anak tertekan, malahan akan mengalami kemunduran dalam perjalanan tatur.
Nah, sebulan berjalannya tatur, Alhamdulillah Cinta menjukkan kemajuan. Bahkan Cinta kerap menolak dipakaikan clodi diwaktu sadarnya. Semoga perjalanan ini bisa kami lalui dengan penuh cinta dan bahagia.
2 tanggapan untuk “Saatnya Menjadi Pejuang Tatur”