Jelajah Kota Balikpapan (Bagian 2) : Hutan Mangrove Pendopo Teritip

“Family is not an important things. It’s everything.” – Michael J. Fox

Pekan lalu, jelajah kota Balikpapan tidak hanya saya lakukan bersama Cinta dan Bapaknya. Tapi juga dengan keluarga besar ibu saya. Gak besar-besar banget sih. Tapi buat kami, bisa berkumpul bersama dengan personil lumayan komplit itu pencapaian yang luar biasa.

Kami jalan-jalan ke Hutan Mangrove Pendopo di Teritip. Hayoo, siapa yang sudah pernah berkunjung ke sana? Atau jangan-jangan baru mendengar namanya? Kalau baru mendengar namanya, yok kompakan dulu. Kita sama! Mainnya kurang jauh 😂🤣.

Hutan Mangrove Pendopo terletak di kawasan Teritip, Balikpapan Timur. Kalau dari Penangkaran Buaya, masih sananya lagi. Di sebelah kanan jalan, nanti akan ada bangunan SMP AlAzhar. Tidak terlalu jauh dari situ akan ada pencucian mobil Pendopo. Nah, pas disebelahnya ada gang seroja/pendopo. Masuk deh. Ikutin aja jalannya. Ngomong-ngomong soal jalan. Jalannya masih belum bagus. Masih tanah berbatuan. Kalau hujan, pasti becek. Kiri dan kanan ditumbuhi ilalang yang tinggi. Bonusnya, banyak pohon kelapanya. Ya iyalah. Wong daerah pesisir pantai. 😑

Masuk kawasan hutan mangrove ini, pengunjung hanya diminta biaya Parkir Mobil Rp 10.000 dan Parkir Motor Rp 5.000. Kalau kita ingin masuk ke hutan mangrove, satu orang dimintai Rp 2.500. Murah bukan. Sebelum masuk ke hutan mangrove, pengunjung akan disajikan pemandangan kolam pemancingan ikan. Jadi, pengunjung bisa menikmati pemandangan hutan mangrove plus pesisir pantai, juga bisa memancing di kolam. Jika berhasil mendapatkan ikan, pemancing akan dikenakan tarif Rp 30.000/kg. Meski memancing di kolam, kesabaran tetap berlaku di sini. Ikan tidak selalu mau memakan umpan yang diberikan.

Siluet bapak dan anak yang saling melengkapi

Saat kunjungan pertama, suami sempat memancing sebentar. Alhamdulillah, dua ekor ikan berhasil didapat. Sayangnya, saat bersama keluarga, hanya Bibi Meni yang berhasil. 🤭

Jalan menuju hutan mangrove banyak ditemuka kulit kerang.

Melewati kolam pemancingan ini, telinga pengunjung akan dimanjakan dengan suara-suara burung, jangkrik, dan debur ombak. Perpaduan yang sangat menyenangkan.

Pintu masuk hutan mangrove

Untuk menikmati hutan mangrove, pengunjung harus melewati jembatan kayu. Beberapa hutan mangrove yang pernah saya kunjungi, memiliki jembatan yang alur. Berbeda dengan pendopo. Jembatan langsung diarahkan menuju pantai. Meski jembatannya dibuat berbelok sedikit sih.

Di ujung jembatan, pesisir pantai menjadi sajian utama. Untuk yang memiliki balita aktif, boleh jadi dag dig dug. Karena air laut begitu menggoda 😂.

Cinta yang penasaran melihat air dibawah jembatan
Pendopo yang diujung foto itu, bisa dikunjungi saat air surut. Karena satu-satunya jalan hanya turun ke pantai. Jadi kalau duduk-duduk disana jangan ketiduran ya. Bisa-bisa malah harus nginep 😆

“Kutunggu dirimu mas” 🤣😜🤪

Oh iya, diujung jembatan disediakan pendopo untuk pengunjung. Saat datang bersama keluarga, kami membawa perlengkapan piknik. Saya pikir, hanya keluarga saya yang melakukannya. Tapi ternyata tiga keluarga lain melakukan hal yang sama. Bahkan sampai membawa ayunan bayi. Asli niat kan 😂.

Kami membawa bekal ayam untuk dibakar. Jaga-jaga kalau para pemancing hanya mendapat sedikit ikan. Daaaan ternyata benar, hanya dapat satu. Untung saja ada ayam 😂

Mamak-mamak memasak, Cinta tidak mau ketinggalan memasak juga
Kesempatan bermain air, tidak mau dilewatkan kakak-kakak. Mereka berlomba mencari kerang.

4 tanggapan untuk “Jelajah Kota Balikpapan (Bagian 2) : Hutan Mangrove Pendopo Teritip”

Tinggalkan Balasan ke Kokoh Hendra Batalkan balasan