
Siapa sih yang tidak menyukai liburan? Saya rasa, semua orang suka jalan-jalan. Entah itu ke tempat wisata atau mall.
Liburan ke tempat wisata, memang memberikan pengalaman yang luar biasa menyenangkan. Sayangnya, ketika saat ini harga tiket pesawat melambung jauh terbang tinggi, banyak yang mengeluhkan.
Meski harga tiket sedang mahal-mahalnya, ada banyak cara untuk tetap bisa liburan tipis-tipis bersama keluarga.
Akhir pekan lalu, saat mengunjungi ibu mertua, saya juga mengajak ibu ikut berkunjung. Kali ini, buka sekadar kunjungan biasa, kami sekalian jalan-jalan ke Tenggarong. Awalnya tujuan kami ke Pulau Kumala dan Museum. Karena sudah terlalu siang, kami memutuskan ke Pulau Kumala saja.
Menurut catatan Wikipedia, Pulau Kumala dibangun pada tahun 2000. Pulau Kumala dibangun menjadi kawasan wisata. Namun sejak Bupati Syaukani, yang membangun pulau ini, terjegal kasus korupsi pada tahun 2006, pembangunan Pulau Kumala menjadi mangkrak. Pulau seluas 76 hektare ini dulunya adalah lahan tidur dan semak belukar.
Saya mengunjungi Pulau Kumala, sekitar pertengahan tahun 2017. Ada banyak perubahan. Tentu saja. Jika dulu pengunjung harus membeli tiket masuk terlebih dahulu, baru menyebarngi jembatan pulau Kumala. Kali ini, kami boleh menyebarang dulu. Setelah sampai di pulau kumala, barulah membeli tiket masuknya.
Tiket masuk Dewasa: Rp 7.000,-
Tiket masuk anak-anak: Rp 5.000,-
Setelah menyerahkan tiket, kami disambut oleh badut Pikachu. Jika pengunjung ingin berfoto bersama para badut, dikenakan tarif seiklasnya. Sayang, Cinta malah takut. Padahal saya ingin sekali dia foto bersama badut.
Seperti kedatangan saya pada 2017, tidak banyak wahana yang bisa dikunjungi. Tersedia mobil wisata (ada yang gratis dan berbayar), penyewaan sepeda dan sepeda motor, serta delman. Karena saya belum pernah naik delman, maka kami memilih naik delman terlebih dahulu.

Oleh pak kusir kami diajak ke lokasi seperti percandian. Cukup ramai. Karena banyak yang ingin mengabadikan gambar di sini.


Menggunakan delman, kami hanya diajak mengelilingi seperempat Pulau Kumala. Mungkin pak kusir tidak tega. Karena penumpang yang dibawa cukup banyak.
Akhirnya, kami memutuskan naik mobil wisata, agar bisa mengelilingi Pulau. Biaya per orangnya Rp 20.000,- . Beberapa spot foto kembali kami kunjungi.




Jika diseriusi dan memiliki dana, Pulau Kumala akan menjdi trmpat wisata yang sangat bagus. Karena sekarang pengelolaan hanya seadanya, maka yang ditampilkan juga seadanya.
Padahal, ada cottage, kereta gantung dan kereta api mini yang mangkrak. Rusak tidak digunakan. Sayang sekali.
Semoga, kedepannya Pulau Kumala semakin berkembang dengan baik. Jadi, penduduk Kaltim dan sekitarnya bisa menikmati liburan tanpa harus menyebrangi lautan luas.