Setelah puncak Konferensi Ibu Pembaharu, tampaknya otak dan tubuh saya dalam posisi lambat. Sampai-sampai saya hampir lupa kalau belum menuliskan Jurnal Zona Xtramiles. Padahal di zona ini ada sesuatu yang membuat saya berbinar. Apakah itu? Voice Over.
Dalam proses pembuatan video parade passion co house, kami semua saling menuangkan ide, step-step video apa yang perlu kami masukan. Agar yang melihat bisa menangkap isinya. Mbak Reni tiba-tiba mencoba mengisi voice dibagian pembukanya. Dan ternyataaaaa, videonya jadi makin keren.
Karena masih kurang puas, kamipun mengulik lagi perlu apalagi nih. Akhirnya diberi sentuhan video lain untuk penutupnya. Dan di sini saya yang ambil peran mengisi voice overnya. Huhuhuhu, rasanya terharu sekali bisa mengisi voice over. Salah satu project pribadi yang gak jalan-jalan nih.
Usai menyelesaikan jurnal pertama di zona Xtramiles ini, kami langsung fokus pada kegiatan Konferensi Ibu Pembaharu. Meski tidak semua tetangga saya menjadi peserta Konferensi Ibu Pembaharu, kami semua beruntung karena Konferensi Ibu Pembaharu berlangsung terbuka. Yang bukan peserta tetap bisa hadir. Perbedaannya ada di kursi penonton. Kami yang memiliki tiket, duduk di kursi VIP. Pembicara khususpun hanya bisa dilihat kami peserta VIP.
Bagaimana acara Konferensi Ibu Pembaharu? Seru banget! Kalau diingat lagi kebelakang, saya masih bisa merasakan jantung yang deg-degan karena antusiasme. Saat pembukaan lucu sekali buat saya. Saya yang biasanya hadir ke sebuah acara 10 menit sebelumnya, kali ini memilih tepat waktu sekali. Alias datang di jam tepat pembukanya. Yang saya khawatirkan pun terjadi. Saya dan beberapa orang tidak bisa masuk ke lobby karena akses pengunjung yang membludak. Laptop, Ipad, beberapa handphone orang-orang di rumah saya sita. Satu-satu saya coba tidak ada yang bisa. Jangan-jangan saya salahsatu orang yang membuat akses makin sulit karena mencoba masuk lobby dengan banyak gawai. >_<
Alhamdulillah, tim panitia langsung sigap menghadapi kendala kami. Link live youtube langsung diberikan di whatsapp grup. Kamipun bisa menyaksikan Konferensi Ibu Pembaharu dengan tenang. Yang membuat saya makin deg-degan sebenarnya karena keesokan harinya saya harus bertugas sebagai notulen. Lah, kalau gk bisa masuk ruangan piye. Alhamdulillah, keesokan hari sudah normal. Bisa jadi karena peserta tidak lagi masuk secara berbondong-bondong. Saya sendiri, setengah jam sebelum acara di mulai sudah duduk manis. Saking takutnya tidak bisa masuk lagi. He-he.
Dari semua kegiatan yang paling berkesan adalah acara puncak, yang dihadiri Bu Septi. Aura, cara bicara, bahasa tubuh dan pemikiran bu Septi membuat saya geleng-geleng karena kagum. Sungguh visioner sekali. Dukungan penuh dari keluarganya pun semakin membuat Bu Septi bersinar dalam mencapai visi misinya.
Yang makin membuat haru biru adalah kejutan dari kehadiran anak bu Septi, Mas Elan. Bahkan Bu Septi sendiri sampai menangis melihat video dari anaknya. Masya Allah, tabarakallah. Semua peserta yang hadirpun tak ada yang tidak terharu. Kami semua mendapatkan percikan cinta dan kehangan keluarga bu Septi. Tak ketinggalan, Pak Dodik pun hadir memberi kejutan. Sejujurnya saya tidak kaget dengan kehadiran pak Dodik. Kayaknya sudah biasa, ada Pak Dodik di setiap kehadiran Bu Septi. Dengan gaya khasnya yang kocak tapi padat berisi. Ditambah lagi, tatapan penuh cinta Pak Dodik ke Bu Septi. Masya Allah. Semoga mereka selalu berbahagia. Sosok yang sangat inspiratif.
Setelah Konferensi Ibu Pembaharu usai, rasanya saya tidak sabar menunggu acara selanjutnya. Tahun depan gimana ya acaranya? Tahun depan seperti apa ya? Tak sabar. Tapi saya harus sadar diri nih, karena perkuliahan sudah kembali di mulai. Semangat.

