Stop Membagikan Gambar Korban Kecelakaan

Kejadiannya terjadi pada pagi hari, pukul 06.15. Dengan cepat, video dan gambar-gambar menyebar cepat di beberapa media sosial dan whatsapp grup. Saat melihat sekilas gambarnya, aku cukup gemetaran. Karena pakaian kerja beberapa korban, sama dengan sepupuku, Dwi.

Kami pun langsung cepat menghubunginya. Nomernya tidak aktif. Panik? Tentu. Tapi kami mencoba untuk tidak gegabah. Bapaknya segera menuju rumah sakit terdekat, tempat kejadian. Kakakku yang sedang bertugas di IGD, siaga menerima pasien sambil mencari daftar nama. Berharap tidak ada nama Dwi di situ. Saat jam istirahat kerjalah, kami baru menerima kabar. Alhamdulillah Dwi selamat. Kejadian tersebut terjadi didepannya. Oleh petugas Polisi, dwi langsung diarahkan menuju jalan lain. Ia pun langsung menuju lokasi kerja, dan langsung menonaktifkan gawainya. Ia merasa tak perlu mengabari kami keluarganya. Setelah istirahat, barulah ia merasa bersalah karena membuat kami semua panik.

Yang membuat makin sedih dari kejadian kemarin. Masih banyak saja yang membagikan gambar-gambar korban. Bahkan video yang sama, aku dapatkan dari banyak grup. Kita, perlu belajar berempati pada keluarga korban. Untunglah, saat ini ada banyak orang yang berani untuk menegur, jika masih ada yang membagikannya. Mungkin, kalau itu di whatsapp grup ibuku, gak ada yang berani negur dengan alasan tidak enak. He-he.

Ingin membagi informasi boleh saja. Tapi, kita perlu tahu mana-mana yang boleh dan tidak. Sebelum membagikannya, kita harus menempatkan diri di posisi korban dan keluarganya. Selain itu, kita juga harus memastikan apakah informasi yang kita terima sudah valid. Jangan sampai infonya dari temannya temannya temannya temannya teman. Karena yang sudah kita sent di media sosial, belum tentu bisa kita kembalikan lagi. Jadi, mari menghentikan penyebaran gambar-gambar korban kecelakaan dan informasi yang belum tentu kebenarannya.

Tinggalkan komentar