It’s My Dream, Mas !

It’s my dream mas, not her!

Belakangan, publik diramaikan dengan serial layangan putus. Serial yang diadaptasi dari sebuah novel. Aku sendiri membaca cerita layangan putus lewat FBG, cukup lama. Awalnya juga tidak tahu. Gara-gara, Mbak Ika yang sudah duluan membaca, menceritakannya ke aku.

“Seru de. Dari kisah nyata. Keren banget. Aku rasanya pengin ngamuk ke lakinya,” cerita mbak Ika dulu. Karena penasaran, akupun ikut mencarinya. Kubaca cerita demi cerita. Aku sedikit terhanyut dalam ceritanya. Ikut kesal. Tapi tidak sampai mendarah daging.

Saat film layangan putus mulai tayang, mbak Ika kembali bercerita. “Gak ikutan nonton?” tanyanya?

“Gak. Kamu tau kan, aku kalau nonton film gak suka yang bersambung. Nanti makin emosi. Apalagi itu serial drama. Tidak,” kataku.

“Lah, itu Gopi ditonton. Malah lebih parah, gak habis-habis,” ejeknya.

“Yee, itu kan ibu yang nonton. Aku cuma sekilas-sekilas aja. Orang aku pernah nonton kok, begitu selesai aku langsung misuh-misuh. Malas jadinya,” jawabku.

Memang benar, aku sudah lama menghindari serial yang bersambung. Boleh serial, tapi sekali tayang tamat. Selanjutnya cerita baru lagi. Seperti Criminal Minds, NCIS, 911 dan sejenisnya. Genrenya pun seperti itu. Mungkin saat SMP sampai kuliah, aku masih menyukai film genre cinta-cintaan. Kalau sekarang, duh gk usah deh. Gak bisa jadi hiburan atau me time.

Balik lagi ke film layangan putus, meski aku memutuskan tidak menontonnya, di timeline sosial mediaku bertebaran sceen-sceennya. Bayangin, liat sceennya aja, aku sering kesal. Apalagi beneran nonton.

Setelah serial layangan putus tamat, tiba-tiba suami mengirim sebuah video ke grup keluarga. Tayangan andalan, it’s my dream mas. Not her! Hmmm, lah kenapa suami tiba-tiba ke ikut layangan putus juga nih? Ini dia videonya.

Menjelang bagian akhir, barulah aku terbahak-bahak. Mungkin, itulah suara hati para istri-istri pemancing. Untungnya, saat ini aku di fase biasa saja. Jujur, kekesalan pada memancing, biasanya muncul saat hamil. Mungkin karena hormon, jadi perasaan tidak menentu. Saat sudah melahirkan, saya biasa saja. Anak-anak malah suka diajak memancing. Kalau suami memancing ke laut, bahkan saya mengantarkan ke dermaga.

Lalu, bagaimana reaksi keluarga di WAG? Tentu saja tertawa. Karena keluarga besarku, pada hobi memancing. Mulai dari ibuku, adik-adiknya, sepupuku, sepupu ibuku. Bahkan, keluarga dari suami, juga banyak yang hobi memancing. Ha-ha

Tinggalkan komentar